news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Meraup Cuan dari Bisnis Label dan Hangtag, Omzet Rp 200 Juta per Bulan

30 Juni 2019 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk Label dan Hangtag buatan Wellwish Creative. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Produk Label dan Hangtag buatan Wellwish Creative. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Industri fashion (apparel) seolah tak ada matinya. Jika ditelusuri lebih jauh, ternyata industri fashion memiliki rantai bisnis yang panjang. Fashion identik dengan brand.
ADVERTISEMENT
Keberadaan sebuah brand tak ubahnya identitas bagi suatu produk. Dalam industri fashion, brand biasanya diwakili dengan penggunaan hangtag dan label. Fungsi keduanya hampir sama. Bedanya hanya pada bentuk dan penempatannya. Label melekat langsung pada produk, dan biasanya hanya berisi logo dan merek. Sedangkan hangtag digantung pada produk. Bisa memuat nama bisnis, logo, petunjuk perawatan, harga dan rincian penting lainnya.
Meski melekat pada produk fashion, label dan hangtag biasanya tak diproduksi langsung oleh produsen apparel. Peluang inilah yang ditangkap oleh Fitri Ari Fiana. Sejak awal 2017, ia bersama sang suami mendirikan Wellwish Creative, produsen label dan hangtag untuk produk fashion.
“Kalau untuk modal awal bisa dibilang cuma satu set komputer saja. Dari satu set komputer, kami kembangkan usaha ini. Selebihnya, DP dari customer kami pakai untuk modal,” ungkap Fitri kepada kumparan, Minggu (30/6).
ADVERTISEMENT
Menurut Fitri, saat itu dirinya optimistis untuk menjalani bisnis ini karena tiga alasan. Pertama, Fitri menilai, industri fashion tidak akan habis tertelan zaman. Semua orang membutuhkan sandang. Sehingga akan banyak orang menekuni bisnis fashion. Mereka yang berkecimpung dalam bisnis fashion tentunya ingin brand mereka dikenal.
“Untuk itu Wellwish hadir di tengah maraknya dunia fashion,” ujar Fitri.
Kedua, label dan hangtag merupakan barang yang simpel. Tidak berat, mudah dibuat dan waktu produksinya cukup singkat. Menurut Fitri, dengan jenis produk seperti itu, maka akan sangat mudah dijual baik online maupun offline.
“Ketiga, barang yang bisa cepat dibuat tentu laba yang didapatkan semakin cepat,” ujarnya.
Meski demikian, Fitri tidak menampik bahwa bisnis ini punya banyak pesaing. Bahkan ada beberapa pihak yang tidak segan-segan membanting harga. Tak ayal, hal tersebut membuat persaingan makin ketat. Untuk itu, Fitri pun mencoba semaksimal mungkin berinovasi dengan produk buatannya.
Produk Label dan Hangtag buatan Wellwish Creative. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Di Wellwish Creative, Fitri mematok harga label dan hangtag berdasarkan desain dan jumlah yang dipesan.
ADVERTISEMENT
“Harga mulai Rp 300 ribu sampai Rp 650 ribu. Ada yang per desain, ada yang per roll,” ujarnya.
Khusus untuk label, Fitri menyediakan beberapa pilihan bahan baku yaitu label katun halus, label woven, label satin, dan label tafeta. Khusus untuk label katun, Fitri mengimpor langsung bahan bakunya dari China.
Sedangkan untuk proses produksi dan pengerjaan, Fitri bekerja sama dengan beberapa konveksi lokal.
“Untuk cetak (produksi) kita kerja sama sama perusahaan yang punya mesinnya,” ujarnya.
Dalam sebulan, Wellwish bisa menerima orderan dari 100 sampai 200 customer. Dengan banyaknya orderan tersebut, Fitri mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 200 juta per bulan.
“Kalau ada pesanan besar bisa sampai Rp 200 juta. Tapi kalau enggak, paling Rp 30 juta sampai Rp 70 juta per bulan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk laba bersih, Fitri mengatakan, besarannya bisa mencapai 60 persen dari omzet.
Menurut Fitri, meski orderan yang masuk cukup banyak, namun dirinya menilai bahwa tantangan paling besar adalah inovasi. Termasuk dari segi pelayanan, kualitas dan waktu pengerjaan.
Fitri optimistis dengan mengutamakan inovasi dan kualitas pelayanan tersebut, ke depannya bisnis label dan hangtag masih memiliki prospek yang baik.
“Sangat prospek. Bisnis di dunia fashion tidak akan termakan zaman. Tergantung bagaimana kita bertahan menghadapi dunia bisnis perlabelan,” tandasnya.