Meski Berbunga Lebih Rendah, Ini Alasan Harus Investasi di ORI016

5 Oktober 2019 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bincang Investasi oleh Bank DBS Indonesia di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Foto: Elsa Olivia Karina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bincang Investasi oleh Bank DBS Indonesia di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Foto: Elsa Olivia Karina/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah baru saja memulai masa penawaran obligasi negara ritel (ORI) Seri ORI016 mulai 2-24 Oktober 2019. Kali ini, pemerintah menawarkan kupon sebesar 6,8 persen per tahun.
ADVERTISEMENT
Penawaran kupon ini merupakan yang terendah dari surat utang ritel yang pernah ditawarkan pemerintah.
Lantas, mengapa masyarakat harus berinvestasi di ORI016 ini?
Founder Jouska, Aakar Abyasa Fidzuno, mengungkap beberapa alasan kenapa para investor, khususnya milenial, agar berinvestasi di ORI016 kali ini.
Dia menyebut, dengan berinvestasi di ORI016, masyarakat bisa membantu pemerintah. Sebab, dari dana pembelian surat utang, pemerintah mendapat dana segar yang bisa dimasukkan ke dalam APBN.
“Pemerintah saat ini sedang butuh uang, opsinya sekarang kalau enggak ngutang ya menaikkan pajak,” katanya saat ditemui di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Sabtu (5/10).
Bincang Investasi oleh Bank DBS Indonesia di M Bloc Space, Jakarta Selatan. Foto: Elsa Olivia Karina/kumparan
Aakar mengatakan, ketimbang pajak penghasilan yang dinaikkan, maka akan lebih baik masyarakat berinvestasi di surat utang. Dia juga mengibaratkan investasi di surat utang seperti memberi pinjaman pada orang tua.
ADVERTISEMENT
“Seandainya orang tua kamu yang butuh uang, kamu kasih enggak? Pasti dikasih kan. Lalu, kalau dikasih, bakal ada bunga? Mau minta dicoret dari Kartu Keluarga pakai bunga segala?” tanyanya sambil tertawa.
Negara, diibaratkannya sebagi orang tua. Saat pemerintah butuh uang, maka mereka akan meminjam pada rakyatnya. Pinjaman inilah yang kemudian disebut sebagai surat utang.
Karenanya, Aakar meminta agar masyarakat tak mengeluh dengan bunga kupon ORI016 yang hanya sebesar 6,8 persen. Besaran bunga ini, lanjutnya, jauh lebih bagus ketimbang pemerintah memutuskan menaikkan pajak.
“Pemerintah bisa saja menaikkan pajak penghasilan untuk dapat dana. Ini boro-boro, cukai rokok yang dinaikin saja sudah marah-marah. Kalau saya mending milih dapat bunga 6,8 persen,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT