Meski Pasar CPO Lesu, Gapki Upayakan Harga Sawit Petani Membaik

26 Agustus 2018 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja saat panen kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO /  Kharisma Tarigan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja saat panen kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / Kharisma Tarigan)
ADVERTISEMENT
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) terus melakukan berbagai upaya agar harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani membaik. Upaya itu dilakukan di tengah kelesuan pasar CPO di dunia, sebagai dampak kampanye negatif dan pengenaan bea masuk oleh sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum III Gapki Susanto mengatakan, rendahnya harga TBS sawit mengakibatkan petani malas untuk mengelola kebunnya, sehingga mereka tidak memiliki penghasilan tetap.
"Kami akan terus menerus dan tidak pernah lelah untuk melakukan berbagai pembenahan dalam industri ini, agar harga TBS bisa membaik dan masyarakat yang mengandalkan hidupnya dari perkebunan sawit bisa sejahtera," katanya melalui pernyataan tertulis, Minggu (26/8).
Hal itu diungkapkan Susanto saat memimpin pengurus Gapki bertemu dengan Pengurus Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Turut hadir pada silahturahmi ini Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono, Ketua Gapki Cabang Sumatera Selatan Harry Hartanto, Sekretaris III Gapki Pusat Steaven Halim, Susila Darma Wati dan Eko Tamba dari Sekretariat Gapki Pusat.
Pekerja memuat kelapa sawit ke dalam truk (Foto: FP PHOTO /  Kharisma Tarigan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memuat kelapa sawit ke dalam truk (Foto: FP PHOTO / Kharisma Tarigan)
Pada pertemuan tersebut KWI memberikan informasi terkait dengan isu yang berkembang di masyarakat terkait dengan industri sawit. KWI menyadari bahwa kelapa sawit berperan dalam membangun daerah terpencil.
ADVERTISEMENT
KWI berharap dalam pengelolaan perkebunan sawit, perusahaan dapat memperhatikan hak ulayat, fasilitas ibadah, dapat memberikan penghasilan tetap kepada masyarakat dan juga pengelolaan kebun yang berwawasan lingkungan.
Menanggapi hal itu Susanto mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi berbagai informasi yang disampaikan KWI mengenai berbagai isu yang berkembang di masyarakat terkait industri sawit.
Mengutip data Gapki, ekspor minyak sawit Indonesia sepanjang semesteri I 2018 turun 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi harga, sepanjang semester pertama 2018 harga bergerak di kisaran USD 605-USD 695 per metrik ton. Harga CPO global terus tertekan sejak awal Desember 2017 yang sampai semester pertama 2018 tidak pernah menembus USD 700 per metrik ton.
Akibat kelesuan tersebut, harga pembelian TBS di kalangan petani sempat hanya di kisaran Rp 1.000 per kilogram. Akibatnya banyak petani membiarkan kelapa sawit busuk di pohon, karena biaya memanen lebih mahal daripada harga pembelian tandan buah segar sawit.
ADVERTISEMENT