Minggu Ini Ada 16 Ton Manggis RI yang Diekspor Langsung ke China

31 Januari 2018 20:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia kembali akan mengekspor 16 ton buah manggis ke China pada Jumat (2/1) mendatang. Buah manggis akan diekspor langsung ke China tanpa harus melalui negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
ADVERTISEMENT
“Maka kami perjuangkan agar bisa langsung ke China. Bahkan kamu bisa jual lebih murah daripada Thailand yang menjual hasil panen Indonesia,” kata Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Antarjo Dikin saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Kampung Mangkalaya, Desa Cibolang, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (31/1).
Ia melanjutkan, saat ini Indonesia tengah berusaha untuk merebut pangsa pasar manggis China yang selama ini dikuasai tiga negara tersebut. Sehingga, Indonesia akan menjadi penyuplai terbesar manggis ke China.
Adapun 16 ton manggis yang diekspor ke China berasal dari tujuh perusahaan atau sentra manggis yang telah terdaftar menjadi pemasok. Ketujuh perusahaan tersebut adalah PT Manggis Elok Utama, PT Agung Mustika Selaras, PT Buah Angkasa, PT Alamanda, PT Tegar Global, PT Mahkota Manggis Bogor, dan PT Bali Raja Manggis.
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses karantina manggis sebelum ekspor ke China. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
Menurutnya, perusahaan-perusahaan ini dibebaskan untuk mendaftar di Kementerian Pertanian sebagai pemasok ekspor. Asalkan, bersedia mengikuti standar karantina.
ADVERTISEMENT
“Wajib ikut standar. Silahkan berkompetisi dengan sehat, sediakan sentra manggis dan peralatan-peralatan pembersihan yang baik. Karena kalau sekali saja mereka (China) menemukan buah yang buruk, perjanjian ini bisa langsung dibatalkan,” jelasnya.
Untuk itu, ia sangat mengharapkan pemahaman dari para perusahaan untuk patuh mengikuti proses karantina. Mulai dari proses pemetikan sampai membunuh kutu putih dan pengemasan.
“Selain mengecek kondisi kebun, kami juga memastikan sentra manggis dan para pekerjanya tidak asal-asalan dalam menjadikan buah panen menjadi layak ekspor,” tandasnya.
Sesuai protokol yang ditandatangani antara Indonesia dan China, prosedur yang dipakai untuk memastikan manggis tersebut bisa diekspor adalah tidak mengandung Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). OPT ini bisa berupa serangga hidup yang diantaranya adalah kutu putih (mealy bug), semut dan serangga hidup lainnya. Hal penting lainnya yang tertuang dalam protokol ekspor manggis ke China tersebut di antaranya kebun yang sudah teregistrasi, rumah kemas yang sudah teregistrasi dan bebas dari OPT.
ADVERTISEMENT