Minyak Turun dari Harga Tertingginya

23 Mei 2018 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Hemat BBM (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Hemat BBM (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Harga minyak beringsut lebih rendah pada Rabu (23/5). Hal ini didorong oleh sikap pasar untuk “mengambil nafas” atas ekspektasi bahwa OPEC akan meningkatkan pasokan pada awal Juni.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, minyak mentah jenis Brent untuk perdagangan berjangka turun 4 sen menjadi USD 79,53 per barel. Sebelumnya sempat naik 35 sen dolar pada Selasa (22/5). Pekan lalu, minyak jenis ini mencapai posisi tertinggi sejak November 2014 di USD 80,50 per barel.
Sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 2 sen menjadi USD 72,18 per barel, setelah naik pada Selasa (22/5) menjadi USD 72,83 per barel.
"Risiko geopolitik membuat investor tetap waspada. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Pompeo, menuntut agar Iran menghentikan semua pengayaan uranium dan memberikan akses inspektur nuklir ke seluruh negeri," kata ANZ dalam analisisnya.
Pada sisi lain, investor juga mencermati pembicaraan antara Rusia dan Arab Saudi, dengan harapan ada pelonggaran atas kesepakatan pengurangan produksi minyak mereka. OPEC diharapkan untuk meningkatkan produksi minyak mereka, secepatnya Juni. Hal ini didorong atas kekhawatiran penurunan pasokan minyak Iran akibat sanksi AS.
ADVERTISEMENT
Penurunan harga juga didukung oleh proyeksi kenaikan minyak Amerika Serikat, di mana produksi shell oil diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada Juni. Stok minyak mentah AS, pekan lalu tercatat turun. Sementara persediaan bensin meningkat secara tak terduga. Hal ini mengacu pada data American Petroleum Institute yang dirilis Selasa (22/5).