Mitsubishi Akuisisi Pengembangan Pesawat Jet dari Bombardier

27 Juni 2019 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Jet Bombardier. Foto: AFP/Clement Sabourin
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Jet Bombardier. Foto: AFP/Clement Sabourin
ADVERTISEMENT
Perusahaan Jepang, Mitsubishi Heavy Industries (MHI) telah mengakuisisi program pengembangan pesawat jet komersial Bombardier dari Kanada. Mitsubishi membeli program jet ini seharga USD 550 juta.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, dengan akuisisi ini membuat mimpi Mitsubishi untuk menaklukan pasar jet semakin lebar. Sebelumnya, pembelian ini sempat tertunda-tunda selama tujuh tahun.
Pembelian dilakukan usai Mitsubishi mengubah nama brand mereka dari Mitsubishi Regional Jet (MRJ) menjadi Mitsubishi Space Jet. Kesepakatan itu terjadi beberapa hari setelah Mitsubishi mengumumkan jet regional 65-88 kursi yang dirancang ulang di Paris Air Show dan mempromosikan kabin tinggi yang memungkinkan penumpang untuk menyimpan rollerbag di tempat sampah.
"Salah satu hambatan terkuat untuk masuk (ke industri penerbangan jet) adalah kemampuan untuk membangun hubungan dengan pelanggan dan jaringan pendukung untuk menjaga hubungan itu terus berjalan," kata Kepala Pengembangan Mitsubishi Aircraft Alex Bellamy dikutip pada Kamis (27/6).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan perjanjian tersebut, Mitsubishi akan memikul beban USD 200 juta sebagai kewajiban, tetapi menerima bunga Bombardier sekitar USD 180 juta dalam struktur pembiayaan yang dibuat untuk mendukung penyewaan pesawat.
Dengan akuisisi ini, Bombardier tak lagi menjadi pemain di industri penerbangan dan bakal berhenti memproduksi pesawat jet series ini pada pertengahan 2020 usai semua unit yang dibeli Mitsubishi terkirim.
Pesawat Jet Bombardier. Foto: AFP/Clement Sabourin
Bisnis Bombardier di pesawat jet komersial mengalami kelesuan sejak beberapa tahun terakhir. Dengan dibelinya program ini oleh Mitsubishi, perusahaan akan fokus pada pembuatan transportasi kereta api yang lebih menguntungkan.
"Kami tahu bahwa (produsen) berhasil atau gagal berdasarkan dukungan yang mereka berikan pada produk," kata mantan eksekutif Bombardier dalam sebuah wawancara.
ADVERTISEMENT
Jepang dan Kanada masing-masing menghasilkan 3 persen dari industri aerospace senilai USD 900 miliar, tetapi Bombardier terpaksa keluar dari medan pertempuran utama industri antara Airbus dan Boeing.
CSeries (pesawat jet komersial regionalnya) dengan 110-130 kursi memenangkan pujian dari segi desain tetapi gagal di pasar, kalah dengan Airbus yang berhasil mengambil alih banyak pesanan.
“Orang Jepang bisa memainkan permainan yang lebih lama; Mitsubishi memiliki lebih banyak uang daripada Bombardier,” kata seorang sumber industri senior.