Mobil Pengering Jagung Charoen Pokphand Akan Pakai Biodiesel 20 Persen

3 Agustus 2018 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen jagung (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen jagung (Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
ADVERTISEMENT
PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) bekerja sama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) meluncurkan mobil pengering jagung. Mobil ini nantinya akan berkeliling mendatangi petani-petani kecil, sehingga mereka tidak perlu jauh mencari mesin pengering untuk mengeringkan jagung pasca produksi.
ADVERTISEMENT
Ketua KTNA, Winarno Tohir, mengatakan dengan mobilitas tersebut bahan bakar solar yang dibutuhkan untuk operasional mobil pengering jagung cukup banyak. Namun, dia menegaskan tidak ada kendala memperkenalkan mesin solar kepada masyarakat.
“Selama ini mesin soalr sudah sering digunakan oleh para petani kok, misalnya mesin solar pompa air atau mesin solar traktor,” kata Winarno saat ditemui di gedung Pusat Informasi Agribisnis Kementerian Pertanian, Jumat (3/8).
Bahkan, Winarno memastikan mesin pengering jagung tersebut juga akan menggunakan bahan bakar Biodiesel 20 persen (B20) sesuai aturan dari pemerintah soal penggunaan bahan bakar solar dicampur minyak kelapa sawit.
“Pasti. Kami gunakan campuran sawit di dalamnya, jadi sawit terserap. Tapi, kami enggak pakai Pertamina Dex, karena mahal. Rencana kami akan gunakan Biosolar agar lebih terjangkau,” katanya.
Alat Mobile Corn Dryer Produksi PT CPI. (Foto:  Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alat Mobile Corn Dryer Produksi PT CPI. (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Adapun biaya perawatan mobil ini yang mencakup ganti oli, biaya pemeliharaan, dan bayar operator juga akan dibebankan kepada para petani jagung. Hal ini dilakukan untuk menciptakan rasa tanggung jawab di kalangan petani yang menggunakan mobil pengering jagung ini.
“Kalau enggak bayar yah bisa cepat rusak. Jadi supaya mereka itu ada rasa tanggung jawabnya. Tapi paling biaya ini lebih murah. Enggak mahal, soal berapa besarannya, kami masih merundingkan,” tutup Winarno.
Nantinya, KTNA akan mencatat nama-nama kelompok tani dalam satu desa dan kecamatan yang akan menggunakan mobil pengering jagung ini. Winarno mengatakan pihaknya akan membuat jadwal tanam di kalangan petani jagung pakan.
Sehingga, mobil ini akan dijalankan mengelilingi kelompok-kelompok tani sesuai dengan jadwal panen yang memiliki rentang perbedaan waktu sekitar 3 hingga 5 hari.
ADVERTISEMENT
“Petani harus ikut jadwal yang sudah kami tentukan agar masa panen tidak berdekatan. Jadi, semua bisa merasakan menggunakan mobil pengering jagung ini,” katanya.