Moda Transportasi Laut Perlu Dibenahi agar Lebih Diminati Pemudik

Kapal KM Gunung Dempo Pelni (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)

Moda transportasi laut masih belum terlalu diminati oleh para pemudik. Mengacu pada data Kementrian Perhubungan, tahun ini total pemudik yang menggunakan kapal laut hanya 1,77 juta pemudik, jauh dibanding moda transportasi darat seperti bus yang mencapai 4,63 juta pemudik.

Sebagai negara maritim yang sebagian besar wilayahnya adalah laut, Indonesia harus memaksimalkan moda transportasi laut untuk mengurangi beban Pantai Utara Jawa sebagai jalur favorit mudik lebaran.

"Kebiasaan mudik melalui jalur darat sudah saatnya dilengkapi dengan jalur laut dengan memanfaatkan pelabuhan di utara Jawa, seperti Cirebon, Tegal, Tanjung Emas (Semarang) dan Tanjung Perak (Surabaya)," ujar Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno kepada kumparan, Senin (4/6)

Menurutnya, sepeda motor masih digemari para pemudik karena memiliki tingkat fleksibilitas, mobilitas, dan aksesibilitas yang mudah serta biaya yang relatif murah.

"Harus ada upaya penanganan khusus terhadap pemudik menggunakan sepeda motor sebagai solusi pada angkutan lebaran di tahun mendatang," tambahnya.

Lebih lanjut Djoko menjelaskan soal pengawasan terhadap pemudik yang menggunakan kapal laut. Masih terjadi kelebihan penumpang dan terkadang tidak terdaftar dalam manifes.

Salah satu hal yang membuat pemudik kurang begitu berminat pada moda transportasi laut yaitu kekurangan fasilitas kapal atau jadwal berlayar yang tidak sesuai. Hal-hal ini perlu dibenahi.

"Hal ini masih terjadi pelabuhan-pelabuhan yang terdapat di daerah kepulauan, seperti Provinsi Riau, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, dan pelabuhan-pelabuhan di Jawa Timur," kata Djoko.

"Memang pemudik terbesar di jalur darat. Namun jangan terlupakan mudik transportaai laut, terutama angkutan penyeberangan," tutupnya.