Modifikasi Kilang Balikpapan Jadi Prioritas Dirut Baru Pertamina

29 Agustus 2018 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLT Dirut Pertamina Nicke Widyawati. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLT Dirut Pertamina Nicke Widyawati. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nicke Widyawati baru saja diangkat menjadi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) definitif. Nicke diangkat bersama dua direksi lainnya yaitu Dharmawan Samsu sebagai Direktur Hulu menggantikan Syamsu Alam dan Koeshartanto sebagai Direktur SDM yang sebelumnya dipegang Nicke.
ADVERTISEMENT
Nicke mengatakan, ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Salah satunya adalah pembangunan dan modifikasi kilang-kilang Pertamina. Ada 4 kilang modifikasi atau Refinery Development Master Plan (RDMP) yang tengah digarap Pertamina yaitu Kilang Balikpapan, Cilacap, dan Dumai. Selain itu, ada 2 Grass Root Refinery (GRR) yaitu Tuban dan Bontang.
Dia bilang, dari 6 kilang itu, Kilang Balikpapan yang akan diprioritaskan modifikasinya. Ini dilakukan demi bisa meningkatkan kapasitas pengolahan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sana.
“Jadi kita ada 6 kilang, 4 RDMP dan 2 GRR, yang kita targetkan tanda tangan EPC (Engineering, Procurement, and Construction) dan early work semua dikerjakan itu adalah di Balikpapan. Itu prioritas,” kata Nicke saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (29/8).
ADVERTISEMENT
Nicke bilang, Balikpapan dipriotaskan karena Pertamina sudah sangat ketinggalan membangun kilang. Adapun progresnya saat ini di Balikpapan sudah siap semuanya, seperti lahan dan Front End Engineering Design (FEED) atau desain rekayasa awal. Dia bilang, FEED akan dilakukan sendiri oleh Pertamina. Adapun pengerjaan EPC, bisa dilakukan sendiri atau bersama partner.
Proyek RDMP Pertamina Balikpapan. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek RDMP Pertamina Balikpapan. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)
“Pengerjaan EPC kita lakukan sendiri, nanti pararel kita mencari partner. Kita tidak akan menunggu, sampai ada partner. Karena kita sudah ketinggalan lama untuk pembangunan kilang,” jelas dia.
Nicke juga bilang, sejauh ini terkait EPC, penawaran yang masuk baru terkait proposal teknis. Adapun harga dalam kontrak EPC, belum ada yang memasukkan.
“Belum ada. Ini sekarang semua bidder sedang menyiapkan proposal. Awalnya proposal teknis dulu, baru nanti proposal angka. Jadi kami belum tahu (soal tawaran), belum ada angka,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Selain Balikpapan, Nicke juga akan menggarap GRR Bontang lebih dulu. Dia menargerkan selesai tahun ini.
“Kembali lagi, target harus jelas. Dua itu lah yang kita kejar hari ini,” ucapnya.
Proyek RDMP Balikpapan diperkirakan membutuhkan dana USD 4,6 miliar dan dikerjakan dalam 2 tahap. RDMP Balikpapan tahap 1 ditargetkan selesai pada 2021 mendatang.
Adapun RDMP Balikpapan tahap 2 ditargetkan selesai pada 2025 bersamaan dengan GRR Bontang. Kilang Balikpapan yang kapasitas produksinya saat ini 260 ribu barel per hari (bph), akan meningkat menjadi 360 ribu bph setelah dimodifikasi.