Moeldoko Ingin SPLU untuk Mobil Listrik Ada di Mal hingga Stasiun

5 Desember 2018 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kastaf Presiden Moeldoko di diskusi Leader's Talk di Ruang Serbaguna Kemensetneg, Selasa (9/10/2018). (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kastaf Presiden Moeldoko di diskusi Leader's Talk di Ruang Serbaguna Kemensetneg, Selasa (9/10/2018). (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah meresmikan dua stasiun pengisian listrik atau Electric Vehicle Charging Station (EVCS) terbaru yang ada di Jakarta dan Tangerang Selatan pada Rabu (5/12) ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berharap stasiun-stasiun pengisian listrik ini nantinya ada lebih banyak dan tersebar di pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran, dan sebagainya. Dengan begitu, masyarakat semakin dimudahkan untuk menggunakan mobil listrik.
“Nanti secara bertahap akan dimasifkan ke tempat yang kira-kira menjadi prioritas dimana mobil-mobil listrik nanti akan kumpul, bisa di stasiun kereta, di mal-mal, bisa di tempat lain yang menjadi tujuan publik,” katanya di Kantor BPPT, Jakarta, Rabu (5/12).
Charging Station di BPPT. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Charging Station di BPPT. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Ia melanjutkan, ketersediaan charging station atau SPLU itu dapat mendukung program pemerintah dalam pengembangan mobil listrik.
Namun sebelum itu, Moeldoko juga menekankan agar aturan terkait mobil listrik perlu dirampungkan terlebih dahulu.
“Mesti menunggu Perpres-nya dulu awal 2019, itu adalah Perpres segera diturunkan karena itu nanti jadi pegangan semua industri,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, Deputi BPPT Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) Eniya Listiani Dewi mengatakan, saat ini charging station buatan BPPT masih dalam tahap uji coba. Termasuk soal harga yang masih dalam tahap perancangan.
“Tarifnya belum ditentukan sama ESDM, saya rasa ini harus ada penentuan tarif nih misalnya saja kalau satu jam per 50 KW berapa rupiah,” ucapnya.
Ia membeberkan, ke depan ada kemungkinan tarif di SPLU sebisa mungkin dibuat terjangkau untuk menarik minat masyarakat. Dengan begitu, masyarakat lebih berminat menggunakan mobil listrik.