Mulai Garap Blok Masela, Inpex Cari Pendanaan dan Pembeli Gas

16 Juli 2019 20:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Inpex Masela Ltd setelah revisi proposal pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela, disetujui pemerintah Indonesia di Hotel Ayana, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Inpex Masela Ltd setelah revisi proposal pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela, disetujui pemerintah Indonesia di Hotel Ayana, Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah digantung pemerintah selama 18 tahun, proyek pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, Maluku, siap jalan. Untuk mengerjakan proyek lapangan gas raksasa ini, biaya investasinya sekitar USD 18 miliar-USD 19 miliar.
ADVERTISEMENT
Proyek ini dikerjakan oleh Inpex Corporation sebagai operator dengan hak kelola 65 persen dari Jepang dan Shell 35 persen. Mereka bekerja sama dalam satu perusahaan gabungan bernama Inpex Masela Ltd.
Presiden dan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda mengatakan, untuk mengerjakan proyek ini perusahaan tengah mencari pendanaan. Inpex akan menggunakan skema Trustee Borrowing Scheme (TBS) untuk pencarian dana Blok Masela.
"Kami tengah memikirkan soal pendanaan. Tapi kami belum memutuskan skema apa yang akan dipakai. Ini proyek besar jadi benar-benar mesti dipikirkan. Salah satu skema yang dipertimbangkan adalah TBS," kata Ueda dalam konferensi pers di Hotel Ayana, Jakarta, Selasa (16/7).
Ueda mengatakan, dalam mencari dana pihaknya akan melihat potensi percepatan keputusan final investasi (Final Investment Decision). FID menjadi salah satu tahapan yang bakal dieksekusi perusahaan berbarengan dengan desain konstruksi atau Front End Engineering Design (FEED).
ADVERTISEMENT
Untuk percepatan FID ini, Inpex tengah berdiskusi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Selain mencari dana, perusahaan juga mencari pembeli gas yang dihasilkan dari proyek ini. Sebab, gas alam yang dihasilkan di blok ini melimpah.
Menurut catatan perusahaan, pengembangan Blok Masela bisa menyumbang produksi gas alam ke Indonesia 10,5 juta ton per tahun. Rinciannya, 9,5 juta ton gas alam cair (LNG) dan penyediaan gas lokal dari kondensat sebanyak 35.000 barel per hari.
Presiden Joko Widodo menerima manajemen perusahaan migas Jepang, INPEX, yang akan mengelola Blok Masela. Foto: Dok. Biro Pers Istana Kepresidenan
Ueda mengatakan, potensi pembeli gas dari Blok Masela banyak. Meski enggan mendetailkan perusahaan mana yang sudah tertarik melakukan kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG), dia memastikan akan mencari pembeli di domestik dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Pembeli di Indonesia misalnya ada perusahaan gas dan perusahaan listrik, kita akan negosiasi. Untuk di Asia, mungkin jual ke Jepang, China, atau Taiwan. Itu mungkin pembeli potensial," ucapnya.
Ueda menyatakan penjualan gas nantinya bakal menggunakan skema bisnis. Jadi, pihaknya tak akan pilih kasih dengan mengutamakan perusahaan asal Jepang yang ada di Indonesia.
Selain mencari pembeli, Ueda mengatakan di masa mendatang, perusahaan bakal menjajaki bisnis energi yang lain, seperti energi terbarukan panas bumi dan kelistrikan. Bisnis ini sangat dimungkinkan sebab sumber gas bisa digunakan menjadi energi listrik di luar energi terbarukan lainnya.