Nasib Anak Usaha dalam Subholding BUMN Migas: Diakuisisi atau Dijual?

22 Oktober 2018 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Kementerian BUMN di Medan Merdeka Selatan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Kementerian BUMN di Medan Merdeka Selatan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pembentukan holding BUMN minyak dan gas (migas) yang disahkan pada 11 April 2018 membawa banyak perubahan dalam struktur perusahaan. Di posisi teratas, PT Pertamina (Persero) menjadi induk holding. Rival Pertamina sebelum bergabung, yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menjadi anggota holding.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti sampai di sini, perubahan struktur formasi juga terjadi dalam subholding migas di bawah mereka. Alasannya, karena kedua BUMN besar ini memiliki banyak anak dan cucu usaha dalam bidang migas.
Seperti apa perubahan yang tengah berlangsung dan bagaimana nasib mereka? Berikut ini rangkum kumparan.
1. PGN Akuisisi Pertagas dan Pertagas Niaga
Setelah PGN resmi berada di bawah bendera Pertamina, perusahaan berkode saham PGAS ini mengambil alih anak usaha Pertamina di bidang gas, yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas) sebesar 51 persen.
Tak hanya Pertagas, dalam nilai akuisisi sebesar Rp 16,6 triliun ini, PGN juga memboyong anak usaha Pertagas, yaitu PT Pertagas Niaga yang bergerak di bidang penjualan gas. Pencaplokan ini bertujuan untuk menghapus adanya persaingan usaha tidak sehat di lapangan dalam penyaluran dan niaga gas yang selama ini terjadi.
Ilustrasi Perusahaan Gas Negara (PGN). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perusahaan Gas Negara (PGN). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
2. Nasib 4 Anak Usaha Pertagas Lainnya
Pertagas ternyata tidak hanya memiliki satu anak usaha saja. Selain Pertagas Niaga, masih ada 4 anak usaha mereka yang belum tahu nasibnya apakah akan diboyong PGN atau tidak.
Keempat anak usaha Pertagas yang merupakan cucu usaha Pertamina adalah PT Perta Samtan Gas, PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas dan PT Perta Kalimantan Gas.
Kementerian BUMN dan Pertamina saat ini tengah mengkaji keempat perusahaan ini untuk diakuisisi PGN saja. Mereka masih menghitung nilai akuisisnya. Jika jadi, PGN akan kembali menggelontorkan uang ke Pertamina untuk mengakuisisi 4 anak usaha Pertagas.
Di sisi lain, PGN sebagai anggota holding juga ikut berhitung untung dan rugi jika keempat perusahaan ini menjadi keluarga mereka. Pasalnya, PGN juga memiliki anak usaha yang khawatir akan mubazir saat mereka bersatu. Bila jadi diakuisisi, PGN nantinya membuka opsi melebur keempat anak usaha Pertagas untuk menyesuaikan kebutuhan bisnis di lapangan.
Persiapan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas selama kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Pertamina )
zoom-in-whitePerbesar
Persiapan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas selama kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali. (Foto: Dok. Pertamina )
3. Saka, Nasib Anak Usaha PGN yang Juga Belum Jelas
ADVERTISEMENT
Tak hanya Pertagas yang memiliki anak usaha. PGN juga punya, salah satunya Saka Energi Indonesia. Sama seperti Pertamina yang memiliki anak usaha di bidang gas, PGN dengan kepemilikan Saka juga berkutat di industri hulu minyak dan gas.
Ibarat barter anak usaha, saat ini nasib Saka tengah dikaji, apakah akan masuk menjadi anak usaha Pertamina atau akan dijual oleh PGN.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Utama mengatakan jika opsi Saka diserahkan ke Pertamina, perusahaan juga berhitung tentang kesanggupan Pertamina mengelolanya. Sebab, tahun ini saja Pertamina sudah diberi 8 wilayah kerja minyak dan gas oleh Kementerian ESDM.
Opsi lain yang tengah dipikirkan PGN adalah menjual Saka atau melakukan pelepasan saham publik (IPO). Yang pasti, keputusan nasib Saka belum bisa ditentukan dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
“Mungkin bisa jadi (keputusan tahun depan). Kan kalau dijual apa 100 persen kan bisa aja 30 persen, 50 persen atau 70 persen. Itu yang lagi dihitung kalaupun ada opsi kaya gitu berapa sih kira-kira. Kita lagi lihat trendnya kalau dijual keluar bagaimana, kalau diakuisisi Pertamina bagaimana. Kita juga melihat kalau diakuisisi Pertamina kan sekarang lagi banyak dapat WK (Wilayah Kerja) Migas baru, keberatan juga enggak nanti kita (masuk). Kan juga musti lihat ke sana," jelasnya beberapa waktu lalu.