Nasib Blok Masela yang Masih Menggantung di Era Jokowi

20 Maret 2019 12:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pemerintah belum juga memberi persetujuan untuk revisi Plan of Development (POD) alias rencana pengembangan Blok Masela yang diajukan Inpex Masela Ltd. Persetujuan tersebut terus mundur dari jadwal yang dijanjikan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, hingga saat ini POD ladang gas raksasa di Laut Arafura ini masih terus dikaji lembaganya. Pemerintah masih terus melakukan rapat-rapat dengan Inpex.
"Masela lagi lanjutan review. Masih dalam lanjutkan review nih. Kita lagi marathon," kata Dwi di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (18/3) malam.
Dalam evaluasi tersebut ada kemungkinan biaya investasi yang dibutuhkan turun. Namun, Dwi enggan membeberkannya lebih jauh.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto rapat kerja bersama komisi VII DPR RI, Senin, (11/2). Foto: Jamal Ramdhan/kumparan
Kata dia, ada beberapa alasan yang membuat proyek ini masih terus dievaluasi, misalnya insentif agar proyek ini ekonomis bagi Inpex. Di sisi lain, keuntungan untuk negara juga harus maksimal.
"Kalau namanya investor kan hitung-hitungan keekonomian, bagaimana kalau investor mengharapkan keekonomiannya bagus, terjamin keekonomiannya dengan baik. Kita kan tentu berpikir bagaimana kepentingan negara bisa semaksimal mungkin," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Lapangan Abadi di Blok Masela memiliki cadangan gas terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (TCF). Production Sharing Contract (PSC) Blok Masela sudah ditandatangani oleh Inpex Corporation sejak 1998 alias 21 tahun silam.
Blok Masela awalnya ditargetkan mulai memproduksi gas sebesar 1.200 MMSCFD pada 2024. Nilai proyeknya diperkirakan mencapai USD 30 miliar alias Rp 405 triliun (kurs Rp 13.500).
Tapi dipastikan molor setidaknya 2 tahun karena POD Masela harus direvisi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kilang LNG Masela dibangun di darat (onshore).
Kalau tak ada hambatan, paling cepat gas dari Blok Masela baru akan mengalir pada 2026. Aktivitas fisik (Engineering Procurement and Construction/EPC) baru dimulai kira-kira 2022. Butuh kurang lebih 4 tahun untuk konstruksi.
ADVERTISEMENT
Gas bumi dari Blok Masela rencananya dimanfaatkan untuk industri pupuk dan petrokimia serta dilikuifasi menjadi LNG. Pembangunan kilang di darat diharapkan mampu memberikan multiplier effect bagi tumbuhnya industri, pengembangan kawasan, dan kesejahteraan masyarakat sekitar.