Nestle Bayar USD 7,15 Miliar untuk Hak Jual Produk Kopi Starbucks

8 Mei 2018 8:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Starbucks (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Starbucks (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia yang berbasis di Swiss, Nestle, akan membayar Starbucks Corp USD 7,15 miliar atau sekitar Rp 99,38 triliun (kurs Rp 13.900) dalam bentuk tunai untuk hak eksklusif menjual kopi kemasan Starbucks di seluruh dunia, juga mengikat merek premium ke distribusi global Nestle.
ADVERTISEMENT
Dilansir melalui Reuters, kesepakatan yang diumumkan pada hari Senin kemarin dapat meningkatkan penjualan Starbucks sekitar USD 2 miliar atau sekitar Rp 27,8 triliun penjualan bisnis kopi Starbucks kemasan, teh Teavana, dan produk lainnya melalui jaringan toko, termasuk di China.
Aliansi membebaskan Starbucks yang berbasis di Seattle untuk fokus mengembangkan bisnis kafe andalan AS, di mana pertumbuhan terhenti di tengah persaingan dari rantai makanan cepat saji dan kedai kopi kelas atas yang saat ini dengan cepat menambah toko di China.
Starbucks akan menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan pembelian kembali saham yang direncanakan menjadi USD 20 miliar atau sekitar Rp 278 triliun USD 15 miliar atau sekitar Rp 208,5 triliun hingga 2020. Kesepakatan itu akan menambah laba per saham pada 2021.
ADVERTISEMENT
Perjanjian tersebut juga mencakup merek Starbucks untuk pembuat bir Nestle's Nespresso dan Dolce Gusto, yang dapat membantu Nestle membatasi penjualan alternatif dari penyedia lain. Nestle mengharapkan kerja sama ini menambah penghasilannya pada 2019.
Selain pembayaran tunai, Starbucks juga akan menerima pendapatan dari penjualan produk dan royalti.
"Aliansi kopi global ini akan membawa pengalaman Starbucks ke rumah jutaan lebih di seluruh dunia melalui jangkauan dan reputasi Nestle," kata Chief Executive Starbucks Kevin Johnson.
CEO Nestle, Mark Schneider, mengatakan menjadikan kopi sebagai prioritas strategi ketika ia mencoba meyakinkan pemegang saham, termasuk aktivis Third Point, bahwa ia dapat meningkatkan kinerja kelompok yang luas itu.
"Ini semua tentang pertumbuhan," kata Schneider kepada analis. Para analis sepakat bahwa kerja sama ini dapat memperkuat posisi Nestle sebagai perusahaan kopi terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT