Nilai Tukar Rupiah Nyaris Rp 14.000, BI Guyur Dolar AS di Pasar Valas

24 April 2018 7:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI, Agus Dermawan Wintarto Martowardojo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI, Agus Dermawan Wintarto Martowardojo (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) mengaku telah melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) maupun Surat Berharga Negara (SBN) untuk menstabilkan pelemahan rupiah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai menyentuh level Rp 13.800 pada Jumat pekan lalu, yakni Rp 13.804. Sementara pada Senin kemarin, rupiah menyentuh level Rp 13.894. Bahkan pada Senin sore, rupiah sempat berada di level Rp 13.998.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pada Jumat pekan lalu rupiah melemah 0,7% terhadap dolar AS. Sementara pada Senin, pelemahan rupiah menjadi 0,12%, sedikit berkurang akibat adanya intervensi bank sentral.
"Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya, BI telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar SBN dalam jumlah cukup besar. Dengan upaya tersebut, rupiah yang pada hari Jumat sempat terdepresiasi sebesar 0,70%, pada hari Senin kemarin hanya melemah 0,12%, lebih rendah daripada depresiasi yang terjadi pada mata uang negara-negara emerging market dan Asia lainnya," ujar Agus dalam keterangan resmi, Selasa (24/3).
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Keuangan itu menegaskan, pelemahan rupiah kali ini lebih disebabkan faktor eksternal. Hal ini dipicu oleh meningkatnya imbal hasil (yield) surat utang AS (US treasury) yang mendekati 3%. Selain itu, pelemahan rupiah disebabkan dengan munculnya kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari tiga kali selama 2018.
"Sama seperti yang terjadi di hari Jumat, penguatan USD di hari ini masih dipicu oleh meningkatnya yield US treasury bills mendekati level psikologis 3,0% dan ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari tiga kali selama 2018," jelasnya.
Pada Senin ini, semua mata uang negara maju juga melemah terhadap dolar AS, antara lain yen Jepang 0,25%, dolar Singapura melemah 0,35%, euro melemah 0,31%, dan franc Swiss melemah 0,27%.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
Agus mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang pada Senin melemah 0,12% sedikit lebih baik dibandingkan mata uang negara berkembang dan Asia lainnya. Peso Filipina melemah 0,32%, rupee India melemah 0,56%, baht Thailand melemah 0,57%, peso Meksiko melemah 0,89%, dan rand Afrika Selatan melemah 1,06%.
Sejak awal April 2018 (mtd) rupiah melemah 0,91% terhadap dolar AS, lebih kecil daripada pelemahan mata uang beberapa negara emerging market lain, seperti baht Thailand melemah 1,04%, rupee India melemah 1,96%, peso Meksiko melemah 2,76%, dan rand Afrika Selatan melemah 3,30%.
Demikian pula, sejak awal tahun 2018 (ytd), rupiah melemah 2,35%, juga lebih kecil daripada pelemahan mata uang beberapa negara emerging market lain seperti real Brasil yang melemah 3,06%, rupee India melemah 3,92%, peso Filipina melemah 4,46%, dan lira Turki melemah 7,17%.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia akan terus memonitor dan mewaspadai risiko berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah, baik yang dipicu oleh gejolak global (dampak kenaikan suku bunga AS, perang dagang AS-China, kenaikan harga minyak, dan eskalasi tensi geopolitik terhadap berlanjutnya arus keluar asing dari pasar SBN dan saham Indonesia) maupun yang bersumber dari kenaikan permintaan valas oleh korporasi domestik (terkait kebutuhan pembayaran impor, ULN, dan dividen yang biasanya cenderung meningkat pada triwulan II).
"Untuk itu, Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya," Agus menambahkan.