OECD Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen di 2019

11 Maret 2019 8:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung berfoto di tembok Berlin yang telah diubah menjadi galeri untuk mural, di Jerman. Foto: Daniel Chrisendo
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung berfoto di tembok Berlin yang telah diubah menjadi galeri untuk mural, di Jerman. Foto: Daniel Chrisendo
ADVERTISEMENT
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2019 dan tahun 2020. Sengketa perdagangan dan ketidakpastian Brexit turut berdampak pada perekonomian dan bisnis dunia.
ADVERTISEMENT
Mengutip laporan OECD, Senin (11/3), organisasi yang berbasis di Paris itu memperkirakan ekonomi dunia hanya akan tumbuh 3,3 persen pada 2019 dan 3,4 persen pada 2020.
Proyeksi tersebut lebih rendah dari proyeksi yang dirilis OECD November tahun lalu, yang memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,5 persen di tahun 2019 dan 3,5 persen pada tahun 2020.
"Ekonomi global tumbuh lebih rendah dari proyeksi semula. Pertumbuhan perdagangan global yang melambat tajam membuat permintaan baru terus menurun. Pembatasan perdagangan di sejumlah negara tahun lalu menyebabkan hambatan pada pertumbuhan, investasi, dan standar hidup, khususnya untuk rumah tangga berpenghasilan rendah," tulis laporan OECD.
Perekonomian Eropa tetap dipengaruhi oleh ketidakpastian atas rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit). Kondisi ekonomi global juga akan dipengaruhi oleh efek perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta titik-titik lemah lainnya seperti tanda-tanda resesi di Italia.
ADVERTISEMENT
OECD pun memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Eropa menjadi hanya 0,7 persen pada 2019, hampir separuh dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 1,6 persen. Sedangkan tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Jerman diramal 1,1 persen.
Suasana Pelabuhan di Qingdao, Shandong, China. Foto: AFP/STR
Menurut OECD, ekonomi Jerman yang bergantung pada ekspor akan sangat dipengaruhi oleh pelemahan permintaan global dan meningkatnya hambatan perdagangan.
Sementara itu, data yang dirilis baru-baru ini menunjukkan pendapatan per kapita AS pada Januari 2019 jatuh untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun, sementara belanja konsumen Desember 2019 merupakan penurunan terdalam sejak 2009.
China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia juga menghadapi tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
China berupaya menopang perekonomiannya yang melambat melalui kebijakan pemotongan pajak dan belanja infrastruktur untuk mendongkrak permintaan domestik.
OECD memproyeksi ekonomi China turun menjadi 6,2 persen di tahun ini dan 6,0 persen di 2020.
Begitu juga dengan AS, akibat sengketa perdagangan dengan China, ekonomi AS diperkirakan hanya tumbuh 2,6 persen di tahun ini dan 2,2 persen di 2020.
"Pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan 2,6 persen pada 2019 dan menurun jadi 2,2 persen di 2020 akibat dukungan fiskal yang perlahan memudar. Hasil kinerja pasar yang solid mendukung kondisi keuangan dan terus menopang pendapatan dan pengeluaran rumah tangga AS, tetapi tarif yang lebih tinggi mulai menambah biaya dan harga bisnis, serta pertumbuhan investasi bisnis dan ekspor yang stagnan," tulisnya.
ADVERTISEMENT