OJK Belum Terima Dokumen Lengkap Minna Padi untuk Akuisisi Muamalat

12 Januari 2018 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoesen, mantan pejabat BEI yang ikuti seleksi OJK (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hoesen, mantan pejabat BEI yang ikuti seleksi OJK (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) ingin mengakuisisi PT Bank Muamalat Indonesia (BMI). Hal ini disampaikan emiten berkode PADI ini beberapa waktu lalu di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
ADVERTISEMENT
Namun hingga saat ini, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, mereka belum menyerahkan dokumen lengkapnya.
“Coba tanya ke dia apakah dokumen yang wajibnya sudah disampaikan atau belum untuk rights issue?” katanya di BEI, Jumat (12/1).
Bank Muamalat (Foto: Antara Foto)
zoom-in-whitePerbesar
Bank Muamalat (Foto: Antara Foto)
Hoesen mengatakan, jika Minna Padi sudah melengkapi dokumen dari aksi korporasinya untuk mencaplok Bank Muamalat, pihaknya akan langsung memprosesnya.
“Suruh dia ngomong kalau dokumennya sudah lengkap. Kalau lengkap, baru bisa kita proses. Apalagi kita akan launching electronic submission yang bisa dipantau,” tegasnya.
Informasi saja, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) secara resmi mulai melakukan proses penambahan modal baru, dengan menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI), Senin (25/9). Manajemen Bank Muamalat berharap masuknya modal baru akan meningkatkan permodalan demi mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterbukaan informasi yang sudah disampaikan kepada BEI, Bank Muamalat menerbitkan sebanyak-banyaknya 80 miliar lembar saham baru melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, sesuai dengan Peraturan Otoritias Jasa Keuangan (POJK) No. 32/POJK.4/2015.
Minna Padi, baik sendiri maupun bersama-sama dengan investor lain, akan bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer). Sebanyak 80 miliar saham baru yang akan diterbitkan tersebut merepresentasikan porsi kepemilikan saham minimal 51% dengan total modal baru yang akan masuk mencapai Rp 4,5 triliun.