OJK: Ekonomi Dunia Sedang Bergoyang

4 Oktober 2018 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan sejumlah perkembangan sektor keuangan dunia. OJK berpandangan sektor keuangan global saat ini masih kurang kondusif.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, ada dua hal yang sangat berpengaruh terhadap kondisi sektor keuangan dunia saat ini. Pertama, tensi perang dagang antara AS dan China yang belum menunjukkan tren penurunan bahkan akan muncul pengenaan tarif-tarif baru. Hal ini, lanjut Wimbo, telah berdampak cukup besar dalam memicu ketidakpastian ekonomi global.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa perekonomian dunia lagi bergoyang. Dan ini sudah kita ketahui bersama penyebab utama bukan dari dalam negeri tapi faktor eksternal," ujarnya saat ditemui di Gedung OJK, Jakarta Pusat, Kamis (4/10)
Ketidakpastian tersebut kemudian ditambah oleh kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS, the Fed. Kenaikan suku bunga kemudian diikuti dan diantisipasi oleh bank sentral di negara berkembang dan negara maju.
Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping (Foto: Reuters/Damir Sagolj)
ADVERTISEMENT
"Atau normalisasi kebijakan ini dampaknya cukup besar sehingga beberapa negara menyesuaikan kebijakan suku bunga," lanjutnya.
Wimboh menambahkan, kenaikan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia merupakan langkah yang tepat. Lantaran hal tersebut dapat menarik invesor asing ke Indonesia sehingga hal ini juga akan mengurangi sentimen negatif di pasar.
"Kenaikan suku bunga untuk menekan jangka pendek bukan untuk inflasi jangka panjang dan kalau Amerika naikkan suku bunga investor kita dan pasti dipindah dong," ucapnya.
Disamping itu, Wimboh menyebut likuiditas perbankan masih sangat baik. Sehingga kondisi perekonomian global yang sedang bergejolak masih mampu dihadapi.
"Tapi karena banyak melakukan adjustment, dan likuiditas pertama tidak ada masalah," ucapnya.