Okupansi Angkutan Umum di Jakarta Naik 10 Persen karena Ganjil - Genap

31 Agustus 2018 19:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas dishub sosialisasi ganjil-genap. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dishub sosialisasi ganjil-genap. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selama pelaksanaan Asian Games 2018, sejumlah jalan arteri di DKI Jakarta diberlakukan kebijakan ganjil - genap. Kebijakan itu dijalankan agar waktu tempuh dari Wisma Atlet Kemayoran ke venue Asian Games tak lebih dari 30 menit.
ADVERTISEMENT
Adapun sejumlah jalan yang diberlakukan ganjil genap yakni Jalan S Parman-Gatot Subroto, MT Haryono-DI Panjaitan-Ahmad Yani-Perintis Kemerdekaan Cempaka Putih-Arteri Pondok Indah, Rasuna Said, dan Benyamin Sueb.
“Kebijakan ini membuat okupansi angkutan umum naik ya,” kata Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda), Ateng Aryono kepada kumparan, Jumat (31/8).
Warga antre naik bus tingkat TransJakarta (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga antre naik bus tingkat TransJakarta (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Meski belum menerima laporan riil dari anggota Organda, dia menyebut, kebijakan ganjil genap itu menambah okupansi angkutan umum sebesar 5-10 persen, baik angkutan umum yang melewati rute ganjil genap maupun tidak.
“Kan berdampak, rumah mereka ini banyak kan yang di luar Jakarta tapi terdampak. Tapi kenaikannya tidak banyak memang,” paparnya.
Menurut Ateng, kebijakan itu belum meningkatkan secara signifikan okupansi angkutan umum karena masih banyak masyarakat yang memilih memutar arah. Alasannya karena kendaraan pribadi masih memudahkan dalam beraktivitas.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau setelah Asian Games diperpanjang, angkutan umum akan lebih dipertimbangkan oleh masyarakat yang terdampak,” ucap Ateng.