Omzet Pedagang Pernak-pernik Valentine Merosot hingga 50 Persen

13 Februari 2019 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Penjualan pernak-pernik Valentine dikeluhkan pedagang kian sepi pembeli. Imbasnya, omzet yang didapat untuk setiap momen 14 Februari itu pun terseret merosot hingga 50 persen.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pedagang pernak-pernik Valentine, Lia (43) mengatakan, tahun lalu penjualan yang bisa diraup hingga Rp 5 juta, kini harus gigit jari lantaran pemasukan belum sampai setengahnya.
“Sampai sehari mau Valentine ini masih sepi, masih 50-an tangkai ini, ya sama ada beberapa buket dan boneka. Turun setengahnya ada lah,” katanya ketika ditemui kumparan di kawasan pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2).
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Lia menambahkan, permintaan pernak-pernik Valentine pun juga kian spesifik pada bunga dan boneka saja. Misalnya saja, bunga mawar merah dan ester yang paling laku terjual dibanderol satuan Rp 10.000 hingga berbentuk buket seharga Rp 300.000.
“Dulu sempat ada cokelat juga, tapi karena enggak banyak yang laku jadi enggak jualan lagi. Paling kalau mau buat kado Valentine gitu, mereka bawa cokelat sendiri, nanti beli bunga atau bonekanya dari sini,” terang dia.
ADVERTISEMENT
Adapun para pembeli, kata Lia, biasanya datang dari anak usia sekolah, mahasiswa, hingga pekerja yang berada di sekitaran Jakarta.
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
“Sebenarnya pusatnya jualan bunga di Jakarta kan sini, tapi sekarang kan udah bisa online, jadi ya mungkin pada beralih ke situ,” ujarnya.
Menurunnya pendapatan, dialami juga oleh pedagang lainnya, Aldi (29). Menurutnya, omzet yang ia dapat lebih besar ketika momen wisuda atau hari guru yang biasanya mewajibkan murid membawa bunga untuk gurunya.
“Biasanya bisa jutaan kalau pas momen itu malah, kalau Valentine paling ratusan aja udah lumayan. Turun sampai 50 persen ini juga pendapatan dari Valentine kemarin,” timpalnya.
Penjualan pernak-pernik valentine di pusat bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Rabu (13/2). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Hal serupa juga terjadi pada Yunani (35), yang mengaku pendapatannya kian menurun saat momen Valentine bahkan dari lima tahun ke belakang.
ADVERTISEMENT
“Belum ramai sampai sekarang, 5 tahun yang lalu cukup ramai, sekarang biasanya banyak yang belanja belum ramai, pas zamannya SBY masih mendingan, sekarang ekonomi kacau. Kemungkinan pengaruh online juga, sampailah (turun) 50 persen,” tandasnya.