news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

OPEC dan Rusia Sepakat Pangkas Produksi Minyak 1,2 Juta bph di 2019

8 Desember 2018 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung OPEC. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung OPEC. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin Rusia atau OPEC+, sepakat untuk memangkas produksi minyak sebanyak 1,2 juta barel per hari (bph) mulai 2019. Angka tersebut lebih besar dibandingkan prediksi pasar yang berada di angka 1 juta barel per hari.
ADVERTISEMENT
Hal itu dilakukan meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan harga minyak mentah. Namun OPEC+ tetap mencapai kesepakatan pemangkasan produksi.
Harga minyak melonjak sekitar 5 persen menjadi lebih dari USD 63 per barel akibat keputusan pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta bph.
Arab Saudi, de facto pemimpin OPEC, telah menghadapi tuntutan dari Trump untuk membantu ekonomi global dengan menahan diri dari pengurangan stok. Trump menilai pengurangan itu akan memberikan dukungan ke Iran dengan meningkatkan harga minyak di tengah upaya Washington menekan ekonomi produsen terbesar ketiga OPEC tersebut.
Namun demikian, Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan, pihaknya siap untuk memompa lebih banyak jika terjadi pemadaman listrik besar-besaran. Dia pun tak menjawab secara spesifik apakah keputusan OPEC akan mendorong Washington untuk menarik dukungan dari Saudi.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak akan menekan konsumen di luar apa yang mereka mampu," ujar Falih seperti dilansir Reuters, Sabtu (8/12).
Kesepakatan OPEC tersebut sebelumnya menggantung selama dua hari. Hal ini karena adanya kekhawatiran Rusia akan memotong produksinya dalam jumlah yang sedikit, serta kekhawatiran ekspor minyak mentah Iran yang habis karena sanksi AS. Namun setelah berjam-jam pembicaraan, Iran memberi OPEC lampu hijau dan Rusia mengatakan siap untuk memangkas lebih banyak lagi.
Rusia memberikan komitmen untuk mengurangi output sebesar 228.000 bph dari level Oktober 2018 sebanyak 11,4 juta bph. Namun Rusia mengatakan pemotongan akan dilakukan bertahap dan berlangsung selama beberapa bulan.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membahas penurunan produksi dengan Pangeran Saudi Mohammed.
ADVERTISEMENT
Irak, sebagai produsen terbesar kedua OPEC juga berjanji akan memotong 140.000 bph.
Falih mengatakan, produksi Saudi telah turun menjadi 10,7 juta bph pada Desember 2018 dari 11,1 juta pada November 2018, dan ditetapkan turun menjadi 10,2 juta bph pada Januari 2019.
Iran, Libya dan Venezuela secara efektif diberikan pengecualian. Nigeria, yang telah dibebaskan sejak putaran pemotongan sebelumnya dari Januari 2017, juga setuju untuk berpartisipasi.
Harga minyak telah jatuh 30 persen sejak Oktober 2018 karena pasokan yang melonjak dan pertumbuhan permintaan global yang melemah. Dengan adanya pemangkasan produksi, diharapkan harga minyak bisa kembali normal.