OPEC: Harga Minyak Membaik, Kebutuhan Investasi Meningkat

Gedung OPEC. (Foto: Wikimedia Commons)

Harga minyak telah mencapai posisi tertinggi sejak kejatuhannya pada 2014. Hal ini didorong oleh kepatuhan yang tinggi negara-negara pengekspor minyak di OPEC (The Organization of The Petroleum Exporting Countries) dan kolega mereka di luar OPEC, terhadap komitmen pembatasan produksi.

Presiden OPEC Suhail al-Mazrouei mengatakan, pembatasan produksi itu bahkan telah melebihi yang disepakati dalam perjanjian bersama antara OPEC dengan mitra bisnisnya seperti Rusia. Dia mengharapkan, hal ini akan mendorong pasar minyak ke titik kesetimbangan baru.

"Saya optimistis tahun ini, kita akan mencapai keseimbangan pasar, antara penawaran dan permintaan,” kata Mazrouei yang juga menjabat Menteri Energi Uni Emirat Arab, seperti dikutip dari AFP.

Produsen minyak dari negara-negara OPEC dan negara-negara non-OPEC, mencapai kesepakatan bersejarah pada akhir 2016. Mereka berkomitmen memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari, menyusul surplus pasokan minyak mentah yang menyebabkan harga anjlok pada tahun 2014.

Pengeboran minyak lapangan Jatiasri-9 (Foto: Antara/Dedhez Anggara)

Kepatuhan terhadap penurunan tersebut mencapai 133% pada Januari. Angka itu terus meningkat dibandingkan kepatuhan pada Desember (129%) dan November (122%). Kini harga minyak telah pulih di posisi USD 70 per barel.

Mazrouei menambahkan, dengan tren pasar yang seperti ini, kebutuhan minyak dunia akan bertambah 15 juta barel per hari pada 2040. Untuk memenuhi pasar tersebut, kebutuhan investasi pun meningkat sehingga diperlukan dana USD 10,5 triliun.

Presiden OPEC Suhail al-Mazrouei (Foto: AFP/Giuseppe Cacace)

Investasi sebesar itu, jelasnya, tak hanya dibutuhkan oleh negara-negara produsen minyak. Tapi juga perusahaan minyak global yang selama ini melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Menurut Mazrouei, membaiknya pasar minyak berkat kerja sama yang “melebihi dari yang diharapkan”, antara OPEC dengan produsen minyak lain termasuk Rusia.