Operasi Pasar Belum Berdampak, Harga Bawang Putih Masih Mahal

21 April 2019 15:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan melakukan kegiatan Operasi Pasar Bawang Putih di Pasar Induk Kramat Jati. Foto: Elsa Toruan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan melakukan kegiatan Operasi Pasar Bawang Putih di Pasar Induk Kramat Jati. Foto: Elsa Toruan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak Kamis (18/4) lalu, pemerintah menggelar operasi pasar bawang putih untuk meredam harga bawang putih yang menembus Rp 50 ribu per kg. Operasi pasar ini digelar Kementerian Perdagangan (Kemendag) pertama-tama di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Dalam operasi pasar di Kramat Jati, Kemendag menjualnya Rp 25 ribu per kg. Harapannya, harga ini bisa menurunkan harga di tingkat pedagang ke kisaran normal di Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per kg.
Selain di Pasar Induk Kramat Jati, Kemendag juga melakukan operasi pasar di sejumlah pasar di Jakarta hingga ke Papua. Setelah berjalan 3 hari, apakah operasi pasar tersebut berhasil menurunkan harga bawang putih?
Operasi pasar yang dilakukan Kemendag sejak Kamis belum berdampak signifikan. Berdasarkan penelusuran kumparan hari ini, Minggu (21/4), harga bawang putih masih terpantau mahal.
Misalnya di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Meski operasi pasar bawang putih dilakukan di sini sejak Jumat hingga Minggu pagi tadi, ternyata harga jual di pedagang masih mahal.
ADVERTISEMENT
Salah satu pedagang di pasar ini, Mahmud, mengatakan, hingga hari ini harga bawang putih yang dia jual masih di kisaran Rp 60 ribu per kg untuk bawang putih jenis cutting (yang sudah dipotong-potong). Sementara untuk harga bawang puting banji (yang belum dipotong atau terurai), masih di level Rp 50 ribu per kg.
"Operasi pasar sudah ada di depan dari habis Pemilu. Tapi harga masih segini-segini saja, mahal. Yang cutting Rp 60 ribu per kg, yang biasa Rp 50 per kg saya jualnya," kata dia saat ditemui kumparan di Pasar Jatinegara, Jakarta, Minggu (21/4).
Mahmud justru heran kenapa pemerintah membuka operasi pasar bagi pembeli. Hal ini, kata dia, membuat bawang putih yang dijualnya jadi semakin tidak laku.
ADVERTISEMENT
Mahmud bilang, untuk bawang putih jenis cutting saja, dia sudah membelinya di tengkulak dengan harga lebih dari Rp 50 ribu per kg. Kalau sekarang ada operasi pasar, penjualan bawang putihnya makin sepi.
"Saya juga heran kenapa buka operasi pasar tapi ke kitanya jadi ya begini, harga masih sama saja. Ya kadang ada yang beli, kadang enggak (bawang putih di lapaknya)," ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang lain di pasar ini. Adhim menuturkan, meski ada operasi pasar, harga yang djual di tingkat pedagang masih belum ada penurunan. Kata dia, dirinya dan pedagang lain di sini masih membeli dengan harga mahal di tengkulak.
Menurut Adhim, harga jual dari pemerintah dalam operasi pasar cenderung lebih murah, selain untuk menurunkan harga yang masih mahal, juga karena bawang putih yang dijual jenisnya beda. Katanya, untuk bawang putih cutting memang terpantau masih mahal, sementara bawang putih yang banji sudah ada penurunan. Dia sudah menjualnya di kisaran Rp 38 ribu per kg.
ADVERTISEMENT
"Harga masih mahal. Yang cutting ini masih di Rp 60 ribu per kg. Ada operasi pasar ya biasa saja, mereka kan jualnya bawang putih yang murah," tutur dia.
Selain di Pasar Jatinegara, kumparan juga memantau harga bawang putih di Pasar Minggu. Di sini, harganya juga masih mahal sejak sebulan lalu.
Menurut salah satu pedagang, Muhammad Imam, belum tampak ada operasi pasar hingga saat ini.
"Belum kelihatan ada operasi pasar. Kita berharap sih ada, biar kita bisa beli murah juga. Kalau sekarang kan masih mahal, saya jual bawang putih cutting Rp 60 ribu per kg, ini paling tinggi. Padahal normalnya Rp 35 ribu per kg," jelas dia.
Seorang pedagang menunjukkan bawang putih. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Imam pun menunjukkan catatan pembelian bawang putihnya. Untuk bawang putih cutting, dia membeli dari tengkulak seharga Rp 54 ribu per kg, kemudian dijualnya Rp 60 ribu per kg. Sementara bawang putih banji, dia beli Rp 45 ribu per kg, dijual lagi ke pembeli Rp 50 ribu per kg.
ADVERTISEMENT
Dia juga heran mengapa harga bawang putih menjadi sangat mahal. Katanya, seharusnya para tengkulak jangan mengambil untung terlalu besar agar pedagang eceran seperti dia bisa menjualnya lebih murah ke konsumen akhir.
"Mereka sih ambil untuk Rp 2 ribu per kg sudah cukup ya, untungnya gede karena ambilnya kan banyak. Tengkulak jangan ambil untung mahal-mahal. Kalau kita kan ambil untuk Rp 5 ribu per kg jual jualnya sehari paling yang beli 1-2 kg aja," kata dia.
Sementara itu, pedagang lain, Jati mengaku dengan mahalnya harga bawang putih di tingkat tengkulak, dirinya tak bisa mengambil untung banyak. Kata dia, saat harga mahal, dirinya hanya bisa membeli 5 kg.
"Ini saja sudah beberapa hari masih belum habis. Kadang ada yang beli sekilo, kadang enggak ada sama sekali. Masih mahal," ucapnya.
ADVERTISEMENT