Optimisme The Fed Bikin Dolar Hari Ini Menguat, ke Mana Arah Rupiah?

3 Oktober 2018 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang di kawasan Kwitang. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang di kawasan Kwitang. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
ADVERTISEMENT
Dolar hari ini makin perkasa, setelah pada Selasa (2/10) kemarin harus ditebus dengan Rp 15.000 per USD. Tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS) masih akan berlanjut, didorong optimisme bank sentral atas prospek ekonomi negara negara Paman Sam itu.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve, Jerome Powell, memuji prospek ekonomi yang sangat positif. Bahkan dia menyebut situasi ini sebagai hal bersejarah yang langka, ketika angka pengangguran sangat rendah sehingga bisa membuat harga barang terkendali, akibat kuatnya daya beli.
“Arah ekonomi telah berubah setelah dunia bisnis dan konsumsi rumah tangga ‘diimunisasi’ oleh kebijakan bank sentral,” katanya saat berbicara di hadapan Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis, seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (2/10) waktu AS.
AS memproyeksikan angka pengangguran terus turun, hingga di bawah 4 persen. Pada saat yang sama, inflasi terkendali meski rata-rata upah pekerja mengalami kenaikan.
Mengutip data Reuters, dolar AS pada hari ini ada pada posisi tertinggi selama sebulan. Penguatan tak hanya terjadi terhadap mata uang negara-negara emerging market termasuk rupiah di Indonesia, tetapi juga terhadap euro.
Jerome Powell (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
zoom-in-whitePerbesar
Jerome Powell (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
Dolar hari ini dibuka di level Rp 15.040. Di pasar valuta asing, dolar AS kemudian melesat tajam dan mencapai posisi tertingginya pagi ini di Rp 15.085 atau mendekati Rp 15.100. Posisi dolar AS hari ini merupakan yang tertinggi sepanjang tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Secara year to date (ytd), nilai dolar AS masih menguat terhadap rupiah sebesar 10 persen.
Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Reza Priyambada, menyatakan pascamenguat beberapa hari lalu, kini laju rupiah berbalik melemah. Berbalik naiknya imbal hasil obligasi AS yang diikuti dengan kenaikan harga minyak mentah dunia, memberikan imbas negatif pada rupiah.
Kenaikan tersebut dinilai dapat membuat defisit neraca berjalan berpotensi meningkat sehingga memberikan imbas negatif pada rupiah.
Sementara pelemahan euro terhadap dolar AS, dipicu perselisihan politik atas rencana anggaran Italia. Bahkan sempat mencuat pernyataan dari politisi negara itu, untuk keluar dari zona euro dan kembali ke mata uang lama.