Orang Kaya Bilang, Bertambah Harta Belum Tentu Makin Bahagia

2 April 2018 9:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warren Buffett. (Foto: AFP/Nicholas Kamm )
zoom-in-whitePerbesar
Warren Buffett. (Foto: AFP/Nicholas Kamm )
ADVERTISEMENT
Orang umumnya beranggapan, semakin kaya orang akan semakin bahagia. Namun hal itu ternyata tak berlaku buat investor kakap super kaya, Warren Buffett. “Kekayaan yang berlipat ganda, tak menjamin kamu lebih bahagia,” katanya dalam sebuah wawancara dengan CNBC.
ADVERTISEMENT
Kakek 87 tahun ini, ditahbiskan sebagai orang ke-3 terkaya di dunia dalam daftar Bloomberg Billionaires Index 2018. Kekayaannya dari berbagai bisnis yang dikelola di bawah perusahaan investasi, Berkshire Hathaway, mencapai USD 85,5 miliar.
Dalam sebuah kesempatan pada 2017, Buffett mengaku sudah cukup puas jika investasinya menghasilkan USD 100.000 per tahun. Karena menurutnya, harta yang saat ini sudah cukup membuatnya bahagia adalah sebuah rumah yang dibelinya pada 1958, dan masih dia tinggali hingga kini.
"Kalau saya bisa lebih bahagia dengan membeli rumah baru seharga USD 100 juta, maka akan saya lakukan. Tapi buat saya, (rumah yang dibeli 1958) itu adalah rumah paling membahagiakan di dunia. Rumah itu juga punya banyak kenangan yang tak ternilai," kata Buffett kepada PBS Newshour.
Ilustrasi menghitung uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menghitung uang Rupiah. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)
Terkait klaim Buffett bahwa bertambah kaya tak menjamin semakin bahagia, Profesor di University of British Columbia Elizabeth Dunn telah melakukan riset eksperimental tentang bagaimana waktu, uang, dan teknologi membentuk kebahagiaan manusia. Menurutnya, waktu telah menjadi mata uang esensial baru bagi kebanyakan orang.
ADVERTISEMENT
"Orang tidak ada yang memiliki uang tidak terbatas. Jadi kalau membeli satu barang, berarti dia tidak akan bisa membeli barang lainnya," ujarnya. Menurut dia, banyak orang fokus untuk menghasilkan lebih banyak uang. Tapi kemudian akan menghabiskannya dengan cara yang benar-benar membuatnya bahagia.
"Dalam hal kebahagiaan, waktu adalah benar-benar mata uang fundamental," tambah Dunn. Dia juga telah menulis “Happy Money: The Science of Happier Spending” bersama Dr. Michael Norton. Karyanya telah muncul di jurnal terkemuka, dengan tiga makalah yang diterbitkan di “Science”.