Our Ocean Conference di Bali Harus Suarakan Kepentingan Nelayan RI

28 Oktober 2018 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Our Ocean Conference 2018. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Our Ocean Conference 2018. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Our Ocean Conference (OOC) yang ke-5 di Bali pada 29-30 Oktober 2018 akan jadi kesempatan besar untuk menyuarakan kepentingan nelayan Indonesia. Selama ini, seringkali kebijakan dan tata ruang laut tak mengutamakan kepentingan mereka.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim, menyampaikan ada dua isu besar yang bisa diperjuangkan pemerintah untuk memperjuangkan kepentingan nelayan. Pertama, perikanan yang berkelanjutan dan penanganan sampah plastik.
“Terkait isu tata kelola perikanan yang berkelanjutan, pemerintah perlu memaksa komitmen negara yang kita anggap lebih maju dalam mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan,” katanya saat dihubungi kumparan, Minggu (28/10).
Sementara untuk isu terkait sampah plastik, pemerintah disarankan untuk menjalin kerja sama untuk mengelola sampah plastik dan mengurangi penggunannya. Beberapa negara seperti Jepang bisa jadi pilihan tepat.
“Kerja sama ini tentu tanpa skema pinjaman atau utang,” imbuh Abdul Halim.
Kapal ikan asing illegal fishing dimusnahkan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal ikan asing illegal fishing dimusnahkan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Selain itu, menurut dia, pemberantasan illegal fishing dalam acara itu juga harus dilakukan. Halim menambahkan, upaya memperjuangkan perikanan yang berkelanjutan nantinya harus direalisasikan melalui komitmen negara-negara di dunia.
ADVERTISEMENT
“Perikanan berkelanjutan ini butuh perhatian penuh agar sumber daya ikan terjaga secara lestari. Dengan begitu, perekonomian nelayan akan menguat dan kesejahteraan mereka juga bisa meningkat,” tutupnya.