Pabrik Bahan Baku Baterai Lithium di Morowali Mulai Beroperasi 2020

14 Januari 2019 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Coffee Morning bersama Luhut Binsar Panjaitan (kiri). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Coffee Morning bersama Luhut Binsar Panjaitan (kiri). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia bakal memiliki pabrik baterai lithium yang merupakan komponen penting untuk kendaraan listrik. Pabrik tersebut berlokasi di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pembangunan pabrik akan dilakukan secepatnya. Dengan begitu, produksi bisa langsung dimulai. Groundbreaking proyek ini sudah dilakukan pada (11/1) lalu.
“Pembangunan pabriknya selesai dalam 16 bulan. Dan akan berproduksi pertengahan 2020. Kalau ini semua terjadi, kita akan memiliki bahan baku baterai lithium nanti,” kata dia dalam coffee morning di kantornya, Jakarta, Senin (14/1).
Setelah produksi bahan baku batarei lithium berjalan, rencana jangka panjangnya, kata Luhut, Indonesia bakal memproduksi secara penuh baterai lithium tersebut.
com-Ilustrasi Mobil Listrik (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Mobil Listrik (Foto: Thinkstock)
Sejuah ini, kata Luhut, selain Indonesia perusahaan yang menggarap proyek ini berasal dari 3 negara, yaitu CATL Battery dari China, Han Wha Ltd dari Jepang, dan LG Electronics dari Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, China menjadi pemilik mayoritas dalam pengerjaan proyek ini. Luhut mengungkapkan bahwa China sudah investasi USD 720 juta dan akan naik hingga USD 4,2 miliar.
“Saya juga minta ada share dari Indonesia. Dan sekarang saya minta ada partner indonesia. Mimpi saya bisa jadi pusat baterai lithium di dunia. Karena ini nanti terintegrasi. Ternyata Indonesia paten juga,” jelasnya.
Luhut sendiri baru pulang dari kunjungan ke Morowali minggu lalu. Di sana, dia bertemu dengan calon investor dari China yang bakal menggarap proyek ini.
Secara keseluruhan, total investasi untuk pembangunan pabrik tersebut mendekati USD 7,8 miliar yang merupakan industri terintegrasi mulai dari nikel, stainless steel, carbon steel yang sudah lebih dulu ada di kawasan IMIP dan sekarang yang bakal masuk adalah bahan baku lithium. Luas kawasan industrinya 3.000 hektare.
ADVERTISEMENT