news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pabrik Baterai Lithium di Morowali Pakai Pekerja Asing dari China?

30 November 2018 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Panjaitan (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Panjaitan (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
Pengembangan mobil listrik tengah didorong pemerintah. Dalam waktu dekat, Tsingshan Group, perusahaan stainless steel asal China, akan membangun pabrik baterai lithium di Morowali, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Investasi yang dibutuhkan mencapai USD 4,3 miliar atau sekitar Rp 62,3 triliun (kurs Rp 14.500). Baterai lithium sangat penting untuk mobil dan motor listrik. Namun, pabrik baterai lithium itu dikhawatirkan akan menggunakan banyak tenaga kerja asing dari China.
Menjawab kekhawatiran tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjaitan mengatakan, pekerja asing hanya dibutuhkan pada tahap awal pengoperasian pabrik tersebut.
Dalam 4 tahun, kata Luhut, pekerja China akan diganti oleh pekerja lokal. Tsingshan Group diwajibkan membangun politeknik untuk melatih tenaga kerja lokal.
“Untuk awal, ya kita bolehkan mereka memakai tenaga dari negara tersebut selama maksimal 4 tahun, tapi kita minta mereka harus bangun politeknik untuk gantikan tenaga asing itu,” kata Luhut saat coffe morning di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Jumat (30/11).
Tenaga Kerja Asing di Desa Fatufia, Morowali. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga Kerja Asing di Desa Fatufia, Morowali. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Ia mencontohkan Kawasan Industri Terpadu Morowali yang telah memiliki Politeknik sendiri dengan pengajar dari ITB serta praktek langsung di pabrik. “Lalu, peneliti kita juga kita minta dilibatkan dalam produksi baterai litium agar ada transfer teknologi,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Luhut menambahkan, pabrik baterai lithium ini amat penting agar biaya produksi mobil listrik di Indonesia efisien. “Mobil listrik kuncinya di baterai,kalau kita sudah bikin murah teknologinya, maka mobil listriknya bisa lebih murah. Jadi cost untuk mesin kurang,” tuturnya.
Terkait hal tersebut, lanjutnya, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk membuat baterai lithium sendiri. Indonesia kaya akan bijih nikel, mineral yang menjadi bahan baku utama baterai lithium. “Ini bisa kita buat. Nah inilah kelebihan kita, punya baterai ini. Di negara lain masih susah,” bebernya.
Dengan potensi itu, Luhut mengatakan bahwa pemerintah tidak ingin lagi mengekspor bijih nikel seperti yang sebelumnya terjadi di Indonesia. “Sekarang kita ngga ingin ekspor lagi nikel. Kita berpuluh-puluh tahun ekspor nikel, sekarang kita mau bikin dalam negeri semua dengan turunannya,” katanya.
ADVERTISEMENT