Pak Jokowi, Bisnis Avtur Terbuka Buat Swasta Sejak Dulu

12 Februari 2019 20:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi Foto: Reuters/Beawiharta
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi Foto: Reuters/Beawiharta
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) dituding sebagai penyebab mahalnya harga avtur di dalam negeri. Dalam pidatonya di Hari Ulang Tahun Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ke-50 di Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada Senin (11/2) Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut monopoli Pertamina di bisnis avtur membuat harga jadi tak efisien.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengancam akan mengundang swasta masuk ke bisnis avtur jika Pertamina tak menurunkan harga. Mahalnya harga avtur Pertamina disebut Jokowi sebagai penyebab mahalnya harga tiket pesawat yang berdampak pada sektor pariwisata.
"Besok pagi saya akan undang Dirut Pertamina, pilihannya hanya satu harganya bisa sama dengan harga internasional atau kalau tidak bisa saya, akan masukkan kompetitor lain sehingga terjadi kompetisi," ujarnya.
Benarkah bisnis avtur dimonopoli Pertamina dan swasta selama ini tak bisa masuk?
Anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Henry Ahmad menjelaskan, tidak ada regulasi yang melarang swasta untuk masuk ke bisnis avtur. Siapa pun boleh bersaing dengan Pertamina berjualan avtur asalkan memenuhi persyaratan.
"Aturan yang melarang (swasta masuk ke bisnis avtur) sebetulnya enggak ada, hanya saja ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh Badan Usaha," katanya kepada kumparan, Selasa (12/2).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Peraturan BPH Migas Nomor 13 Tahun 2008 yang berlaku sejak 11 tahun lalu, pada Pasal 2 diatur bahwa kegiatan usaha penyediaan dan pendistribusian BBM penerbangan di setiap bandara terbuka bagi seluruh Badan Usaha, baik swasta maupun milik negara.
Henry menyebutkan, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh swasta yang mau masuk ke bisnis avtur di antaranya memiliki Izin Usaha Niaga BBM jenis Avtur dari Menteri ESDM, memilki fasilitas penyimpanan avtur dan fasilitas pengisian ke pesawat, memiliki konsumen dari perusahaan penerbangan.
"Selain itu, memperoleh izin dari otoritas bandara dalam hal ini Angkasa Pura atau Kementerian Perhubungan untuk bandara yang dikelola kementerian, dan memiliki pengalaman dibidang pendistribusian avtur ke penerbangan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menerangkan, monopoli terjadi karena saat ini tak ada swasta yang berani masuk dan bersaing dengan Pertamina dalam bisnis avtur.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada larangan. Jadi monopoli ini bukan kemauan Pertamina. Siapa pun boleh masuk," tegasnya kepada kumparan.
Swasta juga bukannya tak pernah mencoba untuk masuk ke bisnis avtur. Pada 2007, Shell Aviation pernah mencoba berjualan avtur di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Tapi pada 2009, Shell Aviation tak lagi berbisnis avtur di Soetta.
Menurut Komaidi, memang tak mudah bagi swasta untuk bersaing dengan Pertamina di bisnis avtur. Pertamina sudah memiliki infrastruktur yang lengkap dan menguasai jalur-jalur distribusi avtur.
"Untuk bisnis avtur butuh modal besar dan harus membangun infrastruktur. Di Jawa dan Sumatera sudah dikuasai Pertamina. Yang masih ada peluang di bandara-bandara Indonesia Timur, tapi pesawat yang ke sana enggak banyak, jadi kurang menguntungkan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyarankan agar Pertamina tak perlu takut jika Jokowi memasukkan kompetitor baru. Toh Pertamina sudah mengambil margin keuntungan wajar sesuai aturan Kementerian ESDM, bukan setinggi langit, tak perlu turunkan harga.
Hanya saja ia menggarisbawahi, pemerintah harus menciptakan kesetaraan atau level of playing field yang adil bagi Pertamina dan swasta di bisnis avtur. Ketika Pertamina diwajibkan menyalurkan avtur sampai ke bandara di daerah-daerah pelosok yang tidak menguntungkan, swasta juga harus dibebani kewajiban serupa.
"Pertamina sudah mengambil margin secara normal. Sekarang diminta turun, masukkan saja kompetitor. Tapi swasta juga harus handle A-Z seperti Pertamina. Jangan cuma jualan di bandara yang basah saja," tutup Komaidi.
Mengutip aeroportos.weebly.com, berikut harga avtur Indonesia dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN:
Perbandingan harga Avtur Indonesia dengan negara ASEAN. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT