news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pakai Biodiesel, Pembangkit Listrik dan Kereta Jadi Sering Servis

26 September 2018 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rangkaian kereta api kelas ekonomi (Foto: Dok. PT KAI)
zoom-in-whitePerbesar
Rangkaian kereta api kelas ekonomi (Foto: Dok. PT KAI)
ADVERTISEMENT
Penggunaan Biodiesel 20 persen (B20) yang dicampurkan dengan Solar, baik Solar Public Service Obligation (PSO) maupun non PSO, telah diterapkan sejak 1 September 2018. Hal itu sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, dampak penerapan B20 ke pembangkit listrik milik PLN dan mesin lokomotif milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yakni masa pemeliharaan menjadi lebih pendek.
“Ada beberapa dampak yang timbul dari biofuel, periode pemeliharaannya jadi lebih pendek,” ujarnya di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (26/9).
Untuk pembangkit listrik milik PLN, menurut dia dengan memakai B20, pemeliharaan turbin dari semula 6 bulan sekali menjadi 3 bulan. Kemudian penggantian suku cadang menjadi lebih banyak, serta penggunaan bahan bakar lebih besar 3 persen.
Sementara dampak ke 486 lokomotif milik KAI, yakni filter mesin pembangkitnya harus lebih sering diganti. Namun demikian, dia menyebut, penggunaan biodiesel di pembangkit listrik dan lokomotif kereta membuat pencucian tangki lebih baik.
ADVERTISEMENT
“B20 memiliki efek pencucian tangki lebih baik, dia justru jauh lebih bersih. Masalahnya ketika pakai B20, kotoran sebelumnya masuk ke engine. Jadi terasanya di awal saja,” ucap Fajar.
Deputi  Industri Strategis BUMN Fajar Harry S (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Industri Strategis BUMN Fajar Harry S (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Dia menambahkan, saat ini terdapat relaksasi penyaluran B20 untuk beberapa konsumen, yaitu pembangkit listrik tenaga gas turbin dan mobile power plant milik PLN, alutsista milik TNI, dan kebutuhan Solar Highland milik Freeport.
“Tapi untuk alutsista, itu untuk angkutan sudah dilakukan, tapi untuk penerapan untuk panser TNI dan tank itu butuh kajian lebih lanjut, minta waktu 6 bulan untuk diterapkan,” jelasnya.