Pakai Metode Baru, Panen Garam di Sumenep Tak Terganggu Musim Hujan

22 Juli 2018 15:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemenko maritim dorong intensifikasi garam dengan metode tunnel-prisma. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemenko maritim dorong intensifikasi garam dengan metode tunnel-prisma. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono bersama Direktur Produksi PT Garam Hartono, Direktur Pengembangan PT Garam Edo Hariandja, dan mitra PT Garam memantau panen raya garam di lapangan pergaraman Sumenep, Madura, Jumat (20/7).
ADVERTISEMENT
Bulan Juli hingga awal September merupakan masa-masa panen di lahan-lahan garam Indonesia yang umumnya masih tergantung cuaca. Demikian pula dengan lahan pergaraman Sumenep.
Kabupaten yang berada di ujung Madura ini telah menjadi lumbung garam Indonesia sejak zaman Belanda dan kini mulai beralih dari metode konvensional dengan melakukan berbagai inovasi, salah satunya dengan mitra kerja PT Anta Tirta Karisma.
Kerja sama PT Garam dengan PT Anta Tirta Karisma berupa pembangunan prisma yang diuji coba pada lahan seluas 200 hektar. Uji coba ini berlangsung hampir setahun, selama ini metode prisma ini telah terbukti efektif meminimalkan ketergantungan petani garam terhadap cuaca.
Kemenko maritim dorong intensifikasi garam dengan metode tunnel-prisma. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemenko maritim dorong intensifikasi garam dengan metode tunnel-prisma. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Pada musim hujan, petani beralih dari garam ke kangkung, garam yang dilepas ke pasar adalah garam yang sudah disimpan dalam gudang-gudang hasil panen garam pada musim kemarau. Pada musim kemarau, petani kembali memanen garam.
ADVERTISEMENT
“Siklus ini sudah berjalan bertahun-tahun. Tapi dengan inovasi dari PT Anta Tirta Karisma (ATK), diharapkan produksi garam tetap stabil, tidak terkendala cuaca, jadi harga garam bisa lebih terkontrol,” terang Agung Kuswandono kepada kumparan.
Agung menerangkan, dengan adanya terobosan penggunaan metode tunnel ini, garam bisa tetap panen pada saat hujan. Air hujan tidak langsung masuk ke dalam sehingga garam sehingga tidak terkontaminasi.
Kemenko maritim dorong intensifikasi garam dengan metode tunnel-prisma. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemenko maritim dorong intensifikasi garam dengan metode tunnel-prisma. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Selain itu, lanjut Agung, melalui tunnel air tua garam yang telah digunakan masih bisa tersimpan dengan kualitas yang cukup baik. “Sehingga ketika musim kemarau, petani tidak lagi kebingungan dengan ketersediaan air,” katanya.
Kandungan natrium klorida (NaCl) garam yang dihasilkan rata-rata masih memenuhi kebutuhan Industri. Untuk diketahui, industri membutuhkan garam dengan kandungan NaCl 97-99 persen.
ADVERTISEMENT
Metode ini akan dikembangkan juga di daerah-daerah lumbung garam lainnya. "Akan sangat bagus metode ini dikloning untuk dikerjakan di beberapa wilayah lain seperti di NTT, Sumba, dan lain-lain. Sebenarnya garam bisa kita manfaatkan termasuk dari sejumlah residnya," pungkasnya.