Para Buruh Diminta Antisipasi Era Digital, Jangan Hanya Turun ke Jalan

1 Mei 2018 9:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa aliansi buruh berkumpul di Patung Kuda. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa aliansi buruh berkumpul di Patung Kuda. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Buruh Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Mei turut diperingati oleh para buruh di Indonesia. Sekitar 1 juta buruh akan turun ke jalan dan menuntut sejumlah hal ke pemerintah, mulai dari menurunkan harga beras, menolak upah murah, hingga menolak tenaga kerja buruh kasar asal China.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, seharusnya momentum Hari Buruh tak hanya memperjuangkan tolak upah murah dan tenaga kerja asing, tapi juga dapat menjawab tantangan di era digital dan teknologi.
Dia menilai, perkembangan teknologi saat ini bisa menjadi tantangan bagi para buruh. Sebab pekerjaan buruh juga akan terganti oleh teknologi atau mesin.
"Harapan kami janganlah melulu May Day selalu yang diperjuangkan upah murah dan PP 78, momentum Hari Buruh itu seharusnya sudah bisa menjawab apa yang akan diperbuat buruh dalan rangka era digital. Karena saat ini perkembangan teknologi enggak bisa kita pungkiri," ujar Sarman kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (1/5).
Ratusan Buruh Demo Toyota Sunter (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ratusan Buruh Demo Toyota Sunter (Foto: Rina Nurjanah/kumparan)
Sarman mencontohkan, saat ini mulai banyak peran manusia yang digantikan oleh mesin. "Di tol misalnya, sudah enggak ada lagi orang. Lalu nanti para pekerja akuntansi, mungkin akan dikerjakan oleh 1-3 orang saja karena sistem sudah ada," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hal-hal semacam itu yang perlu diantisipai oleh para buruh. "Apakah dia nanti mau jadi wirausaha online. Kan ini yang harusnya diantisipasi bagaimana," katanya.
Menurut Sarman, para buruh juga seharusnya memiliki kemampuan atau skill yang memadai sehingga upah layak bisa diterima buruh. Sebab saat ini kebanyakan pendidikan buruh tersebut hanya sekolah dasar dan menengah.
"Upah layak, perbaikan skill dari pekerja kita, itu hemat saya perlu diperbaiki buruh ke depan," tambah dia.
Hari ini, sekitar 1 juta buruh akan memperingati Hari Buruh di Indonesia. Setidaknya ada tiga tuntutan yang akan disampaikan.
Ketiga tuntutan tersebut yakni pemerintah diminta menurunkan harga beras, listrik, dan BBM, serta bangun kedaulatan pangan dan energi. Kedua, buruh secara tegas menolak upah murah serta meminta pemerintah mencabut PP No 78 tahun 2015 tentang Pengupahan. Ketiga, para buruh juga menyatakan menolak tenaga kerja buruh kasar asal China dan mencabut Pepres No 20 tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing.
ADVERTISEMENT