Pasar RI yang Besar Harusnya Bisa Redam Dampak Perang Dagang AS-China

7 Juli 2018 11:37 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Perang dagang AS dengan China dan Uni Eropa disinyalir juga akan merambat ke Indonesia. Bahkan Presiden AS Donald Trump telah mengkaji untuk mencabut perlakuan khusus pada 124 produk asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dirjen Ketahanan Industri dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, pemerintah telah menyiapkan berbagai antisipasi jika terjadi perang dagang. Dia menilai, sektor industri saat ini harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri untuk menangkal risiko global tersebut.
"Saya setuju kita harus mempunyai visi yang sama dalam menghadapi perubahan teknologi, khusus di era 4.0. Kami juga mengharapkan sehingga visinya sama. Indonesia kaya akan semua ini, ini yang harus dimanfaatkan, industri kita jadi tuan rumah di negeri sendiri," ujarnya dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (7/7).
Menurut dia, berbagai unggulan yang dimiliki Indonesia, yakni sumber daya alam yang melimpah hingga jumlah penduduk yang besar. "Jangan samakan Indonesia dengan Singapura, karena tidak sama penduduknya. Indonesia kaya, bagaimana ini semua harus bisa dimanfaatkan untuk memberikan lapangan pekerjaan. Sehingga kalau ada perang dagang kita enggak peduli, kita mempunyai ini," jelasnya.
Bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Namun demikian, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menjelaskan, sumber daya manusia (SDM) yang melimpah di Indonesia itu dapat menjadi tantangan. Sebab 70% dari SDM di Tanah Air merupakan lulusan SMA/SMK ke bawah.
ADVERTISEMENT
"Walaupun banyak, tapi ini jadi tantangan juga buat kita. Karena enggak semua SDM itu kompatibel untuk industri. Ini yang jadi PR pemerintah," kata dia.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengeluarkan ancaman untuk mengenakan tarif sebesar 10% kepada barang-barang impor dari China dengan potensi perdagangan sebesar USD 200 miliar. Sebagai balasan, Beijing juga akan melakukan hal yang sama dengan memberikan tarif 25% kepada barang-barang asal Negeri Paman Sam tersebut.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi sebelumnya menyampaikan Trump sudah memberikan warning terhadap Indonesia. Trump berencana mencabut perlakuan khusus terhadap Indonesia di bidang perdagangan.
"Trump sudah memberi kita warning. Kita bicara sama dia mengenai beberapa aturan mengenai special treatment tarif yang dia kasih ke kita mau dicabut, terutama tekstil," jelas Sofyan.
ADVERTISEMENT