Pasokan Hunian Murah Melambat, Pemerintah Salahkan Developer

4 Maret 2019 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Rumah murah di Cikarang, Bekasi Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rumah murah di Cikarang, Bekasi Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memprediksi, progres program Sejuta Rumah pada akhir Februari 2019 mencapai 120 ribu yang terbangun.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, memandang progres program Sejuta Rumah hingga akhir Februari 2019 itu tergolong rendah. Dia menduga pengembang menahan pasokan rumah murah.
"Ya jadi sekarang masih ada gejala pengembang menahan stok, nah ini enggak betul," katanya saat ditemui di Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (4/3).
Dia pun membeberkan, alasan pengembang menahan stok yakni karena menunggu aturan kenaikan harga rumah yang bisa disubsidi terbit. Hal itu dilakukan agar rumah yang dibangun pengembang bisa dijual lebih mahal.
"Pengembang menahan stok karena nunggu harga. Saya imbau kepada semua pengembang agar ayolah untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) jangan (ditahan)," beber Khalawi.
Jokowi meninjau rumah tapak murah di Cikarang. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Dia menyebut, saat ini penggodokan harga rumah murah untuk MBR di tahun 2019 dan 2020 tengah digodok oleh Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan. Sembari menunggu beleid itu selesai, harga jual rumah yang ditetapkan mengacu aturan tahun 2018.
ADVERTISEMENT
"Sedang diusulkan dari PUPR ke Menteri Keuangan, sedang harmonisasi. Ini untuk 2 tahun, 2019 dan 2020. Saya minta untuk teman-teman asosiasi dan pengembang untuk semangat lagi," ucapnya.
Adapun pada tahun ini, Kementerian PUPR menargetkan dapat membangun 1,25 juta rumah untuk MBR maupun rumah komersial. Jumlah itu lebih tinggi dari pencapaian tahun 2018 yang mencapai 1,13 juta rumah.