PDB Perikanan di Kuartal III 2018 Rp 59,98 triliun, Naik 3,71 Persen

17 Desember 2018 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Padang memeriksa ikan tuna yang baru dibongkar dari kapal, di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Padang, Sumatera Barat, Senin (23/7). (Foto:  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Padang memeriksa ikan tuna yang baru dibongkar dari kapal, di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Padang, Sumatera Barat, Senin (23/7). (Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat terjadi kenaikan PDB atas dasar harga konstan (ADHK) dan berlaku (ADHB) perikanan di kuartal III tahun ini menjadi Rp 59,98 triliun dibanding kuartal III tahun 2017 sebesar Rp 57,84 triliun. Laju pertumbuhan PDB Perikanan ini meningkat sebesar 3,71 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Meski laju pertumbuhan PDB Perikanan KKP tampak lambat jika dibanding periode yang sama di tahun lalu, yakni sekitar 6,85 persen, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan performa subsektor ini tetap baik karena masih tumbuh.
"Secara persentase memang melambat tapi secara nilai absolut masih meningkat terus," katanya saat ditemui di Gedung Mina Bahari IV Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Senin (17/12).
Kenaikan PDB Perikanan ini, disokong dari pertumbuhan produksi perikanan tangkap dan budi daya. Untuk produksi perikanan tangkap, sampai dengan kuartal III 2018 KKP mencatat sebanyak 5.343.973 juta ton dari perairan umum daratan dan laut. Sedangkan untuk perikanan budi daya, tercatat produksi ikan sampai dengan kuartal III 2018 sebanyak 5.601.305 juta ton.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dalam salah satu rangkaian diskusi di Our Ocean Conference, Bali, Selasa (30/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dalam salah satu rangkaian diskusi di Our Ocean Conference, Bali, Selasa (30/10/2018). (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
Selain itu, Susi juga mengatakan peningkatan produksi perikanan tangkap khususnya terjadi akibat hilangnya kapal asing di dalam negeri. Kalau dulu, rata-rata kapal asing yang digunakan untuk mengangkut ikan berukuran 500 GT hingga 1.000 GT. Sekarang yang beroperasi kapal nelayan lokal yang berukuran hanya sekitar 150 GT saja.
ADVERTISEMENT
"Kapal asing tidak ada lagi. Ada nyolong tangkap, nyolong tangkap, tidak ada," tegasnya.
Sedangkan untuk perikanan budidaya sendiri, komoditas unggulan yang mengalami peningkatan di tahun ini adalah lele, gurame, dan patin. Untuk produksi ikan lele, meningkat dari kuartal III di tahun 2017 sebesar 841,75 ribu ton menjadi 1,81 juta ton.
"Sedangkan untuk ikan gurame itu naik dari periode kuartal III tahun lalu 169 ribu ton jadi 356,53 ribu ton. Begitu juga dengan ikan patin naik dari 245,75 ribu ton menjadi 492 ribu ton di tahun ini. Ini juga salah satunya karena bioflok yang berhasil menaikkan produksi ikan budi daya," kata Susi lagi.
Susi juga mengimbau agar masyarakat semakin menggalakkan budaya makan ikan patin dalam negeri, mengingat banyaknya jenis ikan dori (sebutan ikan patin) asal Vietnam.
ADVERTISEMENT
"Ikan patin ini signifikan dan unggulan karena impor-impor ilegal khususnya asal vietnam untuk ikan patin sudah diberantas dan semua sudah beralih ke patin lokal dan menguntungkan petambak ikan patin kita," pungkas Susi.