Pedagang Blok VI Pasar Senen Mengeluh Sepi Pembeli Usai Direlokasi

4 November 2018 19:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang beras di Pasar Senen, Jakarta. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang beras di Pasar Senen, Jakarta. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejak Gedung Blok VI Pasar Senen, Jakarta Pusat, direnovasi beberapa waktu lalu, para pedagang di dalamnya direlokasi ke Tempat Penampung Sementara (TPS) yang terletak di sebelah bangunan.
ADVERTISEMENT
Salah satu pedagang beras dan berbagai bahan kebutuhan di dapur, Tantri, mengaku direkolasinya mereka ke TPS membuat jumlah pembeli ke tokonya turun. Apalagi dia ditempatkan di lapak yang berada di lantai 2 yang cenderung lebih sepi.
“Sepi di sini. Lihat saja lorongnya. Enggak seramai di tempat yang lama. Tapi kan gedungnya lagi renovasi. Turunlah, ibaratnya sampai 50 persen pembeli berkurang,” kata dia kepada kumparan, Minggu (4/11).
Tantri akan menempati TPS hingga sekitar 4 tahun ke depan, menunggu renovasi gedung selesai. Dia mengaku tak tahu mengapa butuh waktu lama untuk bisa kembali ke gedung yang baru.
Cabai rawit dan cabai merah keriting di Pasar Senen, Jakarta (5/11/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cabai rawit dan cabai merah keriting di Pasar Senen, Jakarta (5/11/2018). (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Suasana di lantai 2 TPS Blok VI memang sepi. Apalagi lokasi lapak Tantri agak menjorok ke dalam, cukup jauh dengan tangga depan. Di sini lebih banyak diisi pedagang beras dan pegangan ikan serta kerupuk. Ada juga salah satu lapak yang menjajakan buku, beberapa menjual pakaian dan bahan kain seperti songket.
ADVERTISEMENT
Suasana berbeda justru terlihat di lantai 1. Di sini, jauh lebih ramai. Barang yang dijual didominasi berbagai macam sayuran, mulai dari wortel, kol, jengkol, cabai, dan lainnya.
Pedagang cabai di lantai 1, Dodi, mengaku pembeli di sini terkadang ramai, namun juga sepi seperti hari libur saat ini. Pembeli memenuhi TPS Blok VI umumnya saat hari kerja dan musim nikah datang.
“Relatif ya. Kalau Minggu ya begini sepi karena pada libur. Kalau hari lain ramai, apalagi musim nikah kayak habis Lebaran, ramai banget tuh,” ungkap dia.