Pedagang: Daging Kerbau Impor Lebih Banyak Lemak Dibandingkan Sapi

2 Januari 2017 11:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tampak penjual daging sapi di Pasar Jatinegara. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Daging kerbau impor asal India dengan merek Alana dan M.K di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur minim peminat. Salah satu penyebabnya adalah kandungan lemak di daging kerbau impor lebih banyak dibandingkan daging sapi segar.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Asnawi kepada kumparan, Senin (2/1).
"Yang saya lihat seperti itu, lebih banyak lemaknya mungkin sekitar 30-50 persen lemaknya. Jadi pedagang harus membersihkan dulu," ungkap Asnawi.
Dia menjelaskan rata-rata setiap 1 kg daging kerbau mengandung lemak sebesar 30 persen. Sedangkan untuk daging sapi kandungan lemaknya hanya berkisar 10-15 persen per kg.
"Beda kalau daging sapi. Biarpun beku tapi lemaknya nggak sebanyak daging kerbau," tambahnya.
Daging Kerbau beku asal India (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Selain lemak, serat yang terkandung di dalam daging kerbau lebih banyak dibandingkan daging sapi segar. Dengan kata lain daging kerbau lebih keras bila dibandingkan daging sapi.
"Kalau daging kerbau biasanya lebih lama empuknya, beda dengan sapi atau kambing. Beberapa waktu lalu istri saya masak daging kerbau itu bisa hampir sejam," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu masyarakat lebih memilih daging sapi segar karena memiliki aroma khas. Hal ini yang tidak ditemui pada daging kerbau beku impor asal India.
"Karena rasanya yang lebih familiar dibanding daging kerbau. Kalau daging kerbau nggak pintar masaknya akan tercium baunya dan tentu keras. Anak-anak biasanya nggak suka," tuturnya.
Namun dari segi kualitas, daging kerbau beku impor asal India layak dikonsumsi. Selain itu dengan harga jual Rp 85.000/kg masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan protein dengan mengkonsumsi daging kerbau impor.
"Kami sebagai pedagang melihat ini sangat bagus supaya masyarakat ada alternatif lain. Karena selama ini rata-rata pilihannya kalau nggak daging sapi, ya daging kambing. Daging kerbau ini saya rasa bagus," jelasnya.
ADVERTISEMENT