Pedagang Dukung Kebijakan Buwas Tolak Impor Beras

30 Mei 2018 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gudang beras di Pasar Induk Cipinang (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
zoom-in-whitePerbesar
Gudang beras di Pasar Induk Cipinang (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
ADVERTISEMENT
Pedagang beras di Pasar Cipinang mendukung keputusan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau yang biasanya disapa Buwas, menolak impor beras yang izinnya sudah dikeluarkan Kementerian Perdagangan.
ADVERTISEMENT
Ketua Koperasi Pasar Induk Cipinang (KOPPIC), Zulkifli Rasyid, mengatakan pemerintah seharusnya tidak perlu melakukan impor beras karena stok yang ada saat ini masih cukup.
"Situasi sekarang ini enggak usah dulu karena masih cukup," kata Zulkifli kepada kumparan saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (30/5).
Kementerian Perdagangan sebelumnya telah menerbitkan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton. Izin tersebut merupakan yang kedua kalinya setelah pada awal tahun lalu kementerian juga mengimpor 500.000 ton beras. Sehingga total izin impor yang diterbitkan kemendag pada semester pertama tahun ini mencapai 1 juta ton.
Zulkifli mengatakan beras impor tersebut akan berdampak pada para petani. Sebab, saat ini masih ada musim panen raya di beberapa daerah. Menurut dia, impor seharusnya hanya dilakukan pada saat musim paceklik.
ADVERTISEMENT
"Di saat kita kurang, kita boleh impor. Tapi disaat kita panen jangan dulu," imbuhnya.
Beras impor Vietnam (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
zoom-in-whitePerbesar
Beras impor Vietnam (Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Senada dengan Zulkifli, Cecep salah satu pedagang beras, mengaku keberatan soal izin terbit impor beras yang kedua kalinya ini. Menurutnya Pasar Induk Beras Cipinang sebagai barometer kondisi beras nasional hingga kini masih stabil antara pemasukan dan pengeluaran.
"Kalau saya untuk saat ini impor kita tahan dulu lah, jangan impor karena petani kita di seluruh jawa barat sampai jawa timur, jawa tengah masih banyak stok," katanya.
Cecep menyarankan pemerintah melakukan sistem impor dengan cara buka tutup, yakni hanya dilakukan saat beras sedang paceklik dan menutup rapat keran impor jika persediaan beras dari petani melimpah.
"Kalau petani kita lagi banyak kita tutup dulu kran impor. Jika bulan 11 kita kritis baru dibuka, jadi tidak mengganggu harga petani. Malah kita mendukung petani karena bulan 11-1 itu petani jadi konsumen kita," jelasnya.
ADVERTISEMENT