news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pedasnya Bisnis Ayam Geprek, Sebulan Omzet Rp 13 Juta

24 November 2018 19:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayam Geprek Bossque di IFBC Expo 2018. (Foto: Selfy Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ayam Geprek Bossque di IFBC Expo 2018. (Foto: Selfy Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bisnis kuliner berbahan baku ayam masih tumbuh subur di Tanah Air. Terbukti banyak pemain baru yang bermunculan dengan konsep dan inovasi yang beragam, salah satunya ayam geprek.
ADVERTISEMENT
Owner Ayam Geprek Bossque Billy mengatakan, tren bisnis ayam geprek masih sangat menjanjikan. Sebab kini ayam geprek bukan hanya olahan masakan rumahan semata. Menurutnya ayam geprek adalah salah satu kuliner asli Indonesia, yang levelnya setara sate dan bakso.
“Peluang bisnisnya masih sangat besar. Ayam geprek ini menurut saya udah masuk national dish ya. Setara dengan soto, bakso, sate bahkan sekelas Nasi Padang,” ungkap Billy kepada kumparan, Sabtu (24/11).
Bahkan menurut Billy, ayam geprek punya keunggulan tersendiri. Pertama, santapan masyarakat Indonesia sehari-hari tidak jauh dari menu olahan ayam. Sehingga cita rasa ayam geprek tidak terlalu asing di lidah masyarakat. Kedua, porsi ayam geprek dinilai pas untuk orang Indonesia. Keunggulan ini pun berbanding lurus dengan potensi bisnis yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
“Karena dia makanan sehari-hari jadi orang akan beli lagi. Dan karena porsinya pas, ya satu porsi untuk satu orang. Kalau roti gitu kan satu porsi untuk bagi-bagi. Kalau ini enggak mungkin satu porsi dibagi dua,” ujarnya.
Menggeluti bisnis ini sejak satu setengah tahun lalu, Billy saat ini telah mempunyai delapan cabang yang tersebar di Serang, Tangerang dan Jakarta. Tak sampai di situ, Billy juga melakukan ekspansi dengan membuka waralaba. Total, Ayam Geprek Bossque mempunyai 18 outlet, termasuk waralaba.
“Harga waralaba ada di Rp 45 juta. Nanti dapat set meja, penggorengan, set gerobak, lengkap semua termasuk bahan baku,” katanya.
Dengan investasi Rp 45 juta tersebut, estimasi omzet yang bisa diraih sekitar Rp 13 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, masing-masing outlet per hari mampu menjual 100 hingga 200 porsi ayam geprek. Tak heran, untuk memenuhi kebutuhan 18 outletnya Billy bisa menghabiskan 400 ekor ayam tiap hari.
Harga per porsi untuk Ayam Geprek Bossque adalah Rp 25.000 untuk paket ayam dan nasi.
Meski demikian Billy tidak menampik bahwa usaha ini punya banyak pemain saingan. Untuk itulah Billy berinovasi pada menu ayam gepreknya yaitu dengan membubuhkan keju mozzarella hitam.
Ayam Geprek Bossque di IFBC Expo 2018. (Foto: Selfy Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ayam Geprek Bossque di IFBC Expo 2018. (Foto: Selfy Momongan/kumparan)
“Ini yang unik, dan jadi salah satu menu andalan kami. Jadi pakai keju leleh hitam,” kata dia.
Ke depan, Billy menyatakan masih akan terus berinovasi tanpa meninggalkan inti bisnis yaitu olahan ayam. “Kalau ayam pasti tetap, mungkin inovasi di saus,” jelasnya.
ADVERTISEMENT