Pejabat The Fed Curhat Tak Suka Kenaikan Suku Bunga

9 Oktober 2018 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Bank St. Louis Federal Reserve James Bullard di  Singapura. (Foto: REUTERS / Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Bank St. Louis Federal Reserve James Bullard di Singapura. (Foto: REUTERS / Edgar Su)
ADVERTISEMENT
Pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve (The Fed), James Bullard, mengingatkan negara-negara berkembang (emerging market) untuk bersiap menghadapi tekanan, dari tren kenaikan suku bunga di Negara Paman Sam itu.
ADVERTISEMENT
Presiden Federal Reserve St. Louis itu menyatakan, kenaikan suku bunga di AS, ditambah dengan kekhawatiran dampak perang dagang AS-China, telah menekan negara berkembang di Asia. Dampaknya, pasar mata uang, obligasi, dan saham di India, Indonesia, dan Filipina serta emerging lainnya tertekan.
"Ada negara-negara yang memiliki berbagai masalah dan mereka harus menyelesaikannya. Jadi dalam beberapa kasus mereka mungkin terkena dampak langsungnya," kata Bullard dalam ceramah tentang ekonomi AS, di acara Singapore Management University, Singapura.
Dia menambahkan, Federal Reserve telah sangat transparan menggambarkan proyeksi kebijakannya ke depan.
Ilustrasi dolar (Foto: Kham/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dolar (Foto: Kham/Reuters)
The Fed bulan lalu menaikkan suku bunga AS untuk ketiga kalinya tahun ini, hingga menjadi 2,00-2,25 persen. Bank sentral rencananya masih akan menaikkan sekali lagi pada bulan Desember tahun ini, tiga kali pada tahun depan, dan sekali kenaikan suku bunga pada 2020.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya akan mengatakan, gambaran besar, pasar negara berkembang sudah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi perubahan kebijakan moneter AS," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.
Ditanya soal kepastian kenaikan suku bunga The Fed pada Desember, Bullard menjelaskan, "Itu akan tergantung pada data yang masuk. Saat ini semuanya terlihat baik-baik. Tapi Anda tidak pernah tahu sampai Anda benar-benar ada di pertemuan itu," katanya.
Selama ini, Bullard dikenal sebagai pejabat The Fed yang dovish. Sikapnya lembut dan mengakomodasi keinginan pasar. Dia sangat kritis menyikapi kebijakan The Fed yang terus menaikkan suku bunga, hingga membuat nilai mata uang negara-negara berkembang terhadap dolar AS melemah.
Bullard mengaku cukup nyaman dengan tingkat bunga saat ini dan berargumen untuk lebih reaktif terhadap data ketimbang terus menaikkan suku bunga.
ADVERTISEMENT