Pelemahan Rupiah Pukul Industri Elektronik

4 Mei 2018 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang Elektronik Di ITS Cempaka Mas (Foto:  Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang Elektronik Di ITS Cempaka Mas (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir turut memukul industri elektronik Tanah Air. Apalagi kebanyakan komponen barang elektronik masih didapat dari negara lain alias impor.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Ali Subroto mengatakan, pelemahan kurs rupiah berdampak pada naiknya ongkos komponen. Hal ini juga berdampak pada harga jual produk elektronik yang meningkat.
“Kalau rupiah melemah atau dolar AS menguat, cost-nya naik, baik yang diimpor maupun produksi dalam negeri, dan otomatis harga jual juga naik," ujar Ali kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (5/4).
Dia menjelaskan, setiap pelemahan rupiah akan berdampak negatif bagi pelaku industri. Sebab mereka memerlukan waktu untuk mencapai titik keseimbangan baru dengan harga maupun model baru.
"Dampak terhadap industri maupun importir barang elektronika adalah negatif, biasanya membutuhkan waktu untuk mencapai equilibrium baru dengan harga baru atau model baru, dan menghitung kerugian selama mencapai equilibrium yang baru tadi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pedagang Elektronik Di ITS Cempaka Mas (Foto:  Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang Elektronik Di ITS Cempaka Mas (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, gejolak nilai tukar rupiah yang terus terjadi turut menyulitkan pelaku usaha secara keseluruhan. Menurutnya, kurs menjadi hal yang sangat krusial dalam perhitungan bisnis.
"Kalau fluktuatif gini repot juga ke kami. Fluktuatif kan bisa bikin salah perhitungan, salah kalkulasi dalam perhitungan bisnis secara keseluruhan," kata Hariyadi.
Dia menegaskan, saat ini yang terpenting adalah kurs rupiah stabil. "Yang penting stabil aja. Ini kan enggak, cepet banget udah Rp 13.900," tambahnya.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah pagi ini mulai menguat di level Rp 13.943. Sebelumnya rupiah sempat melemah di level Rp 13.965, dan tercatat yang terdalam sejak 18 Desember yang sempat mencapai Rp 14.032.
ADVERTISEMENT