Pelindo I Cari Utang Rp 6 T Kembangkan 4 Kawasan Industri di Sumatera

29 November 2017 15:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Bima, Nusa Tenggara Barat (Foto: Dok. Kementerian Perhubungan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Bima, Nusa Tenggara Barat (Foto: Dok. Kementerian Perhubungan)
ADVERTISEMENT
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berencana mengembangkan 4 kawasan industri pelabuhan di Sumatera mulai tahun depan yaitu Kuala Tanjung, Batam, Kuala Enok, dan Dumai. Untuk mengembangkan 4 kawasan industri tersebut, Pelindo I butuh dana sekitar Rp 6 triliun.
ADVERTISEMENT
"Rp 6 triliun itu kita untuk yang eksisting aja, yang sudah dikelola oleh Pelindo I di pelabuhan tertentu kita aja butuh Rp 2,7 triliun. Kita masih butuh (dana) untuk pembangunan kawasan industri di Kuala Tanjung, Batam, Kuala Enok, Dumai," ungkap Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (29/11).
Menurut Bambang, untuk menutup besarnya anggaran proyek yang dibutuhkan, pihaknya sudah mengajukan pinjaman ke beberapa bank seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri. Dari 3 bank tersebut, Bank Mandiri disebut siap menyalurkan kredit Rp 350 miliar.
"Mereka sudah menyiapkan. Itu banyak dengan mereka, tidak hanya kredit. Kepada Pelindo I mereka menyediakan fasilitas kredit, tetapi pada kontraktornya Pelindo I mereka akan memberikan fasilitas Supply Chain Financing (SCF)," ujar Bambang.
Pelabuhan Patimban (Foto: http://www.ali.web.id)
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Patimban (Foto: http://www.ali.web.id)
Selain meminta pinjaman ke perbankan, Pelindo I juga memiliki opsi lain untuk pendanaan. Misalnya dengan mengeluarkan surat obligasi dan sekuritisasi aset.
ADVERTISEMENT
"Kita kebetulan lagi dibantu Danareksa untuk menjajaki model pembiayaan investasi di tahun depan. Salah satu opsinya yang pertama memang sudah menerbitkan obligasi," imbuhnya.
Sedangkan untuk opsi lain yang disiapkan adalah membuka investasi dari pihak lain.
"Ada beberapa opsi lain kita sedang gali bersama Danareksa. Tentu kita ingin opsi pendanaan di tahun depan itu blending. Tidak mungkin satu opsi supaya cost of fund-nya menjadi murah," tutupnya.