news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pelindo III Jelaskan Kronologis Crane Ambruk Ditabrak Kapal

15 Juli 2019 20:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bangkai crane yang ambruk ditabrak Kapal MV Soul of Luck masih berada di dermaga TPKS Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bangkai crane yang ambruk ditabrak Kapal MV Soul of Luck masih berada di dermaga TPKS Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pelindo III Doso Agung menjamin pelayanan operasional bongkar muat di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, berjalan lancar. Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers terkait insiden tertabraknya satu unit Container Crane (CC) atau derek peti kemas oleh kapal MV. Soul of Luck, pada Minggu (17/4) petang kemarin.
ADVERTISEMENT
“Ada 2 tahap yang akan dilakukan untuk menormalkan kembali operasional di TPKS yaitu pertama pada saat proses evakuasi CC 03 (selama 4-5 hari ke depan) memastikan semua layanan jadwal tambat kapal internasional (windows schedule) tidak ada yang pindah hari, hanya bergeser jam,” katanya dalam konferensi pers bersama insan maritim Pelabuhan Tanjung Emas, di Kantor Pelindo III Regional Jawa Tengah, Semarang, Senin (15/7).
Tahap kedua yaitu memindahkan CC 08 dari dermaga utara ke dermaga selatan, yang membutuhkan waktu kira-kira 2 pekan pasca-kejadian. Sehingga jadwal jadwal pelayanan kapal petikemas internasional dan domestik di TPKS akan beroperasi normal seperti sedia kala.
“Apabila setelah relokasi CC tersebut terjadi penurunan kinerja pada terminal domestik akan dilakukan penambahan peralatan, sebelum CC pengganti tiba,” tambah Doso.
Bangkai crane yang ambruk ditabrak Kapal MV Soul of Luck masih berada di dermaga TPKS Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Emas Ahmad Wahid meluruskan tentang maksud dari keterlibatan kapal pandu dan kapal tunda milik anak usaha Pelindo III, Pelindo Marine Service.
ADVERTISEMENT
“Keberadaan kapal pandu dan kapal tunda dalam setiap proses penyandaran kapal ke dermaga merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran di pelabuhan. Jadi adanya keterlibatan tersebut merupakan prosedur yang benar,” ujarnya.
Ahmad juga mengungkapkan, meski semua pihak harus menunggu hasil dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab dari insiden di TPKS, namun berdasarkan analisa awal dan mendengar pengakuan saksi-saksi mata, kemungkinan besar adalah karena gagal berfungsinya mesin kapal untuk melambatkan laju kapal, ketika bermanuver di kolam pelabuhan. Sehingga akhirnya tetap menabrak dermaga dan CC.
Dua kapal tunda yang mencoba membantunya saat itu pun gagal memperlambat karena jarak dengan dermaga sudah terlampau dekat, sehingga benturan dengan crane tidak dapat dihindari. “Ini murni kecelakaan, tidak ada kesengajaan dan kelalaian,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ketua DPC INSA Semarang Ridwan menambahkan, pihaknya mengapresiasi respons cepat dan kompak dari KSOP dan Pelindo III untuk mengatasi insiden tersebut.
“Hanya butuh 3 jam untuk kembali beroperasi normal atau sekitar setengah sembilan malam sudah dikerjakan lagi. Ketika insiden terjadi juga ada kapal anggota kami lainnya yang sedang bongkar muat. Semua akhirnya lancar,” jelasnya.
Namun begitu Ridwan mengingatkan, ke depan tetap ada hal terpenting yaitu langkah antisipasi.
Untuk langkah teknis, menurutnya, yang terpenting yaitu segera menyingkirkan CC yang roboh keluar terminal. Agar alur truk tidak terhambat.
“Bahkan minggu depan kami diajak simulasi dengan 6 crane yang beroperasi di TPKS agar produktivitasnya tetap baik. Semoga penanganan segera terlaksana dengan baik,” harapnya.
ADVERTISEMENT