Pemerintah Ajak Emak-emak Pengusaha UMKM Jualan Online

25 Februari 2019 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo, Septriana Tangkary. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo, Septriana Tangkary. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo) menargetkan sebanyak 8 juta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa terdigitalisasi di 2020. Komkominfo menargetkan para UMKM ini harus bisa memasarkan produknya dalam jaringan marketplace, sehingga dapat meningkatkan akses pangsa pasarnya.
ADVERTISEMENT
Di depan puluhan pengusaha UMKM yang mayoritas ibu-ibu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemkominfo Septriana Tangkary menyatakan bahwa sejatinya berjualan online sangat mudah. Jika para pelaku UMKM merasa kesulitan, Septriana menegaskan pihaknya siap membantu.
“Syaratnya cuma tiga ya ibu-ibu. Syaratnya harus punya produk, punya KTP, punya nomer rekening. Sudah tiga itu saja. Oiya, sama alamat email. Kalau enggak bisa bikin email, datang ke kami, kami siap bantu buatkan,” ungkap Septriana di Gedung Kemkominfo, Jakarta, Senin (25/2).
com-Ilustrasi Belanja Online Foto: Shutterstock
Menurut Septriana, para pelaku UMKM tidak perlu takut dan khawatir untuk masuk ke dunia marketplace. Menurutnya ada sederet manfaat yang bisa dirasakan oleh UMKM yang mulai berjualan online.
Pertama, dengan mengandalkan teknologi, UMKM bisa menjangkau pasar yang luas. Hal ini didukung oleh penetrasi handphone yang cukup masif di Indonesia. Sehingga memasarkan produk lewat sosial media dinilai sangat efektif. Kedua, dengan berjualan online, pelaku UMKM bisa memangkas biaya. Menurut Septriana biaya yang bisa dipangkas antara lain adalah untuk iklan hingga sewa lokasi.
ADVERTISEMENT
Enggak usah cetak-cetak flyer lagi. Semua ada di marketplace,” ujarnya.
Ketiga, tidak harus ada lokasi. Sehingga rumah produksi bisa sekaligus jadi lokasi penjualan.
“Keempat, potensi pendapataan tidak terbatas. Kalau dari survei keuntungan masuk online bisa 2 kali lipat. Tapi ada tahapan, tidak masuk online langsung kaya enggak juga,” ujarnya.
Bahkan menurut Septriana, tidak semua pelaku usaha harus memproduksi sebuah produk secara mandiri. Jika belum mampu memproduksi, usaha bisa dimulai dari menjadi reseller.
“Kalau enggak punya produk tinggal jadi reseller. Sumber daya bisa habis, tapi UMKM enggak akan pernah habis. Hal sangat sederhana untuk gerakan ekonomi kerakyatan. Dengan teknologi kami bisa ajak Anda jualan,” tandasnya.