Pemerintah Cari Utang Rp 351,9 Triliun Tahun Depan

16 Agustus 2019 19:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penukaran Uang Dolar dan Rupiah Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penukaran Uang Dolar dan Rupiah Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah akan mencari utang untuk menambal angka defisit anggaran. Pemerintah menargetkan defisit anggaran dalam RAPBN 2020 mencapai 1,76 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp 307,2 triliun. Angka ini lebih rendah dari tahun ini yang sebesar Rp 1,84 persen atau Rp 310,8 triliun.
ADVERTISEMENT
"Defisit Rp 307,2 triliun itu lebih rendah dari tahun sebelumnya (Rp 310,8 triliun). Kami akan tetap menjaga tren penurunan ini," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (16/8).
Untuk menutupi defisit tersebut, pemerintah akan mencari utang. Adapun pembiayaan utang di 2020 ditetapkan sebesar Rp 351,9 triliun. Angka itu turun dibandingkan tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp 373,9 triliun.
Pembiayaan utang tersebut akan berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 389,3 triliun. Pemerintah juga akan menarik Pinjaman Dalam Negeri (PDN) secara bruto sebesar Rp 3 triliun.
Kepala Staf Presiden Moeldoko (kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bersiap mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (13/8). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Selain itu, ada juga penarikan pinjaman luar negeri (bruto) sebesar Rp 48,4 triliun. Terdiri dari pinjaman tunai Rp 21,6 triliun, pinjaman kegiatan pemerintah pusat Rp 22,6 triliun dan pinjaman kegiatan kepada BUMN/Pemda Rp 4,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari penarikan utang itu juga akan digunakan untuk membayar cicilan utang. Tahun depan, pemerintah akan membayar cicilan pokok pinjaman dalam negeri sebesar Rp 1,7 triliun.
Selain itu, pemerintah juga akan membayar cicilan pokok pinjaman luar negeri sebesar Rp 87,1 triliun. Sehingga setelah dikurangi pembayaran cicilan utang itu maka total pembiayaan utang yang akan terserap Rp 351,9 triliun.
"Kita akan jaga pembiayaan tetap hati-hati terutama dengan kondisi saat ini di mana pasar obligasi gejolaknya begitu tinggi," jelas Sri Mulyani.