Pemerintah Diminta Tak Grasa-grusu Turunkan Tarif Tol Trans Jawa

25 Februari 2019 19:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu keluar tol Cipali Palimanan. Foto: Dedhez Anggara/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Pintu keluar tol Cipali Palimanan. Foto: Dedhez Anggara/Antara
ADVERTISEMENT
Pengelola jalan tol meminta pemerintah tak tergesa-gesa atau grasa-grusu, menurunkan tarif Tol Trans Jawa. Sebelumnya wacana itu mencuat, setelah pemerintah mendengar keluhan sopir truk yang menganggap tarif Tol Trans Jawa terlalu mahal.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Asosiasi Tol Indonesia (ATI), Krist Ade Sudiyono, meminta pemerintah mengkaji dengan hati-hati rencana menurunkan tarif Tol Trans Jawa. Rencana itu harus dipelajari mendalam, jangan sampai tidak menyelesaikan permasalahan yang ada.
“Saya menyampaikan kita harus mempelajari secara mendalam. Jangan sampai sebuah kebijakan tidak menyelesaikan permasalahan. Kita harus melihat pola traffic Trans Jawa itu sendiri,” ujar Krist di rest area Tol Semarang-Solo, Jawa Tengah, Senin (25/2).
Presiden Direktur PT Marga Mandala Sakti yang mengelola Tol Tangerang-Merak itu menjelaskan, pola traffic di Tol Trans Jawa ada yg long haul atau jarak jauh, semisal dari Jakarta sampai Surabaya. Lalu yang kedua adalah pola traffic short haul atau feeder dari kota ke kota berikutnya.
ADVERTISEMENT
“Nah yang sering dikeluhkan oleh masyarakat saat ini, oleh asosiasi logistik adalah yang long haul,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Krist Ade Sudiyono. Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan
Menurutnya, keluhan pelaku bisnis logistik ada di pola traffic yang jarak jauh. Yakni tarif mahal untuk jarak tempuh yang jauh. Padahal, lanjut Krist, pembangunan tol dimaksudkan untuk mengejar kecepatan waktu tempuh dalam perjalanan.
Sementara itu CEO PT Astra Toll Nusantara, Wiwiek Dianawati Santoso, mengatakan penurunan akan mengubah bussiness plan yang sebelumnya sudah direncanakan perusahaan.
“Kalo memang pemerintah mewacanakan penurunan tarif perlu ada kajiannya. Kalo enggak nanti ada ketidakpasian investasi di Indonesia ini menjadi sangat besar. Ini jubungannya bukan hanya pemerintah dan investor. Tapi investor juga kan pinjam ke bank,” ujar Wiwiek.
Dari total Tol Trans Jawa sepanjang 1.150 kilometer (km), Astra mengelola 302 km di antaranya. Tol sepanjang itu, terbagi ke dalam beberapa ruas yakni Tangerang-Merak (72,4 km), Cikopo-Palimanan (116,8 km), Semarang-Solo (72,6 km), serta ruas Jombang-Mojokerto (40,5 km).
Presiden Jokowi saat di peresmian jalan tol Trans Jawa, Jombang, Jawa Timur. Foto: Presidential palace/Agus Suparto
“Kayak Astra misalkan atau kayak Jasa Marga, investor itu kan bertanya, ‘Lho kok ini jadi enggak ada kepastian investasi di indonesia.’ Belum lagi semua revenue itu, sudah ada hitungannya,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Wiwiek menambahkan, setiap perusahaan pasti sudah memperhitungan proyeksi revenue, disesuaikan dengan kewajiban mengangsur kredit ke bank. Sehingga jika tarif tol turun menyebabkan turunnya pendapatan, akan menyulitkan penyelesaian kewajiban ke perbankan.
Sementara itu anggapan bahwa Tol Trans Jawa sepi karena tarifnya mahal, tidak sesuai dengan data yang dimiliki pengelola jalan tol. Jumlah kendaraan yang melintas secara harian di ruas Tol Trans Jawa milik Astra, terus meningkat.