Pemerintah Minta Garuda Tutup Rute Penerbangan Jakarta-London

22 April 2018 15:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garuda Indonesia. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garuda Indonesia. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) agar menuntup rute penerbangan langsung Jakarta-London. Usulan itu dilakukan lantaran rute internasional yang satu ini tidak menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, mengungkapkan usulan itu berasal langsung dari Menteri Rini Soemarno. Rini, katanya, ingin Garuda fokus pada rute-rute yang tidak merugikan.
"Kita lagi mempertimbangkan, Ibu Menteri minta untuk ditinjau yang rute London. Rute yang rugi dipertimbangkan untuk ditutup," katanya saat ditemui di Menara Taspen, Jakarta, Minggu (22/4).
Rute penerbangan langsung dari Jakarta ke London sebenarnya baru dibuka tahun lalu, tepatnya pada April 2017. Rute itu dibuka karena setiap tahunnya ada 350 ribu penumpang yang melintasi London-Australia (rute kangguru). Tapi sejak dibuka, tidak begitu banyak penumpang yang memakai Garuda, hanya 35 ribu penumpang.
Daripada merugi di luar, kata Gatot, lebih baik Garuda merugi di penerbangan domestik. Gatot melihat saat ini peluang domestik sebenarnya tengah tumbuh. Sebut saja daerah Timur yang tumbuh sekitar 7%-8%, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional.
ADVERTISEMENT
"Kalau misalnya kita tukar yang rugi satu atau dua di tambah rute dalam negeri, dampak ekonomi untuk Indonesia jauh lebih tinggi," ungkapnya.
Selain fokus pada penerbangan domestik, Garuda juga diminta untuk fokus pada penerbangan umrah dan haji. Kedua penerbangan ini merupakan pasar yang potensial untuk Garuda meraup untung. Sebab, rombongan umrah dan haji setiap tahun sebanyak 1,2 juta orang.
"1 juta penumpang umrah, 200 ribu dari haji. Ini pasar yang biasanya dipegang airlines lain. Harusnya kita mayoritas di sini. Kita juga mau tambah rute ke Turki. Kita akan pantau tiap bulan, bahkan tiap 2 minggu kita pantau kinerja dan sistem mereka (Garuda)," katanya.