Pemerintah RI Belum Terima Laporan Ancaman Perang Dagang dari Duterte

27 Januari 2019 20:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP/Ted Aljibe)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: AFP/Ted Aljibe)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan Indonesia menanggapi wacana Filipina yang bernada perang dagang ke Indonesia. Negara yang dipimpin Presiden Rodrigo Duterte itu berencana membatasi impor minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Dirjen Daglu) Oke Nurwan mengaku rencana Duterte tersebut belum dikomunikasikan ke Indonesia hingga saat ini secara resmi. Oke berpendapat rencana tersebut baru disampaikan sepihak oleh Filipina melalui media di sana.
"Sampai saat ini baru sepihak dan hanya di pemberitaan serta tidak ada pembicaraan official," kata Oke saat dihubungi kumparan, Minggu (27/1).
Saat ditanya seberapa besar dampak rencana perang dagang Filipina ke Indonesia, Oke mengatakan mesti dilihat secara keseluruhan dulu. Kata dia, jika yang dimaksud Filipina adalah mengurangi ekspor, bakal berdampak ke Indonesia.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Tapi, jika rencana Filipina adalah melakukan pembatasan impor, sebenarnya Indonesia masih bisa melakukan ekspor ke sana.
"Membatasi tidak sama dengan mengurangi, kalau mengurangi tentunya akan berdampak tapi kalau membatasi peningkatannya artinya tetap akan ada ekspor," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Filipina Manny Pinol dalam pernyataannya di media Philippine News Agency mengatakan Indonesia harus membuka pasar untuk Filipina dengan mengimpor komoditas pertanian dari negaranya. Pinol mengaku hal ini perlu dilakukan untuk menutupi neraca perdagangan di negaranya yang terus defisit.
Tapi, sejauh ini, Pinol mengaku Indonesia tak kunjung melakukannya. Terkait hal itu, Oke mengakui surplus perdagangan Indonesia membuat neraca perdagangan Filipina terganggu. Tapi, kata Oke, Indonesia akan membantu Filipina untuk mengurangi tekanan defisit neraca perdagangan di sana.
"Surplus Perdagangan Indonesia yang makin besar tentunya berdampak pada Filipina yang menjadi gerah sehingga sudah harus menjadi pemikiran kita untuk membantu Neraca Perdagangan Filipina," ucapnya.