Pemerintah Targetkan Belanja Modal Tembus Rp 200 Triliun di 2020

20 Mei 2019 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan belanja modal negara bisa mencapai Rp 200 triliun pada tahun 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, belanja modal yang dicanangkan pada tahun depan itu mengalami peningkatan dibandingkan target realisasi tahun ini, yaitu Rp 189,3 triliun.
Adapun, di dalam RAPBN tahun 2020, belanja modal yang diproyeksikan berada di kisaran 14,4-15,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun depan.
"Diharapkan bisa di atas Rp 200 triliun karena tahun ini kalau enggak salah jumlahnya hanya Rp 180 triliun, untuk belanja modal," ujarnya di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Senin (20/5).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu merinci, belanja modal yang meningkat pada tahun 2020 itu akan digunakan dengan menerapkan konsep spending better atau belanja berkualitas.
Mulai dari reformasi belanja pegawai hingga penguatan belanja transfer ke daerah dan dana desa.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, kata dia, belanja modal juga akan digunakan untuk program prioritas sesuai tema kebijakan fiskal tahun 2020 yaitu "APBN untuk Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan Penguatan Kualitas SDM."
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan Asumsi Makro RAPBN 2020 di hadapan DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/5). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
"Akan difokuskan pada pembangunan sumber daya manusia, perlindungan sosial yang komprehensif, pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas desentralisasi fiskal, dan reformasi yang mendukung akselerasi daya saing dan perbaikan keseimbangan eksternal atau neraca pembayaran," terang Sri Mulyani.
Untuk memperlancar berbagai pembangunan itu, Sri Mulyani menegaskan, pemerintah juga bakal meningkatkan konektivitas infrastuktur yang merata.
Bukan saja agar tak tersentralisasi di Jawa, namun menurutnya, pembangunan infrastuktur itu juga bisa meningkatkan multiplier effect lainnya terhadap ekonomi masyarakat, termasuk pariwisata.
"Pengembangan destinasi wisata unggul dilakukan secara masif di empat kawasan yaitu Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, dan Mandalika. Kebijakan ini diharapkan dapat memacu pemasukan devisa dari sektor pariwisata dan mengembangkan ekonomi daerah," pungkas dia.
ADVERTISEMENT