Pemerintah Tegaskan Harga BBM Premium Turun Tak Terkait Tahun Politik

10 Februari 2019 20:50 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemerintah targetkan BBM satu harga Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemerintah targetkan BBM satu harga Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga BBM Premium di Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) sebesar Rp 100 per liter dari sebelumnya Rp 6.550 per liter menjadi Rp 6.450 per liter. Perubahan harga ini mulai berlaku pada Minggu (10/2) pukul 00:00 WIB.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, menegaskan penurunan BBM Premium oleh Pertamina tidak ada kaitannya dengan tahun politik atau menjelang pemilihan presiden.
"Enggaklah, fakta kan, ini kan data, bukan karena tahun politik," kata dia di Kementerian ESDM Jakarta, Minggu (10/2).
Premium merupakan BBM Khusus Penugasan yang harga jualnya ditetapkan pemerintah. Untuk wilayah di luar Jamali, harganya ditetapkan Rp 6.450. Sementara di Jamali, Pertamina boleh menentukan sendiri harga jual dalam batas yang ditentukan pemerintah.
Djoko menjelaskan, penurunan harga BBM Premium di Jamali sebesar Rp 100 per liter dilakukan agar harganya sama dengan daerah lain. Dengan begitu, ada pemerataan terhadap harga jual BBM RON 88 ini.
Petugas SPBU sedang melayani pembeli bahan bakar untuk kendaraan roda dua. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Menurut dia, penurunan harga Premium dilandasi harga minyak dunia yang terus turun sejak akhir tahun lalu. Dalam perjalanannya harga minyak dunia pernah menyentuh USD 106 per barel tapi kemudian saat ini berada di level USD 50-60 per barel.
ADVERTISEMENT
Karena itu, turunnya harga minyak dunia bisa disesuaikan dengan harga BBM Premium. Apalagi dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menguat, harga BBM berpotensi turun lagi.
Selain Premium, terhitung, sejak 6-10 Februari 2019, ada 5 badan usaha yang menurunkan harga BBM jenis umum atau nonsubsidi. Kelima badan usaha tersebut adalah PT Aneka Petroindo Raya, PT Vivo Energy Indonesia, PT Shell Indonesia, PT Total Oil Indonesia, dan PT Pertamina (Persero).